Friday, 28 June 2013

One Direction Fanfiction : You're Not For Me (Part VIII)


You're Not For Me


Chapter VIII : Zayn .. i love you ..

Malam telah berlalu .. kutemui lagi pagiku yang cerah .. huuh ternyata masih sangat pagi , masih pukul 05.00 AM ! Karena sudah tak ngantuk , aku langsung beranjak dari tempat tidur dan langsung mandi . 

Pukul 05.25 AM . Apa yang akan aku lakukan di pagi ini ? aku pergi ke ruangan dapur kecil di kamarku ini , ruangan dapur ini sangat simple , hanya ada kompor , katel dan alat masak lainnya yang sangat minim . Wajar .. mungkin ruangan dapur ini juga tak perlu , karena kebanyakan tamu hotel lebih memilih masakan yang ada di hotel elit ini . Kak Liam beruntung , dia bisa merasakan segalanya yang elit . Aku sangat bangga padanya ..Hmm .. lebih baik aku masak saja .. pikirku .. 

Aku segera keluar kamar hotel , memandang ke kanan kiriku .. hmm masih sepi .. Sepertinya yang lain masih mengantuk semua . Aku mengambil tas-ku dan segera keluar dari kamar , tapi tiba-tiba ..
"Ohh ! Harry" Harry tiba-tiba datang ke kamarku , mukanya sudah segar , jarang sekali ada artis yang suka bangun pagi , tapi kan memang jadwal the boys sedang kosong
"Mau kemana pagi-pagi begini ?" tanya Harry curiga
"Sudahlah jangan memandangku seperti itu , aku hanya ingin pergi belanja" jawabku
"Ohh .. kau kemana tadi malam ? ngomongnya mau ke belakang tapi tak balik-balik lagI" 
"Aku sudah sangat ngantuk , jadi aku cepat-cepat tidur" jawabku berbohong
"Ohh .. ngomong-ngomong ngapain sih pagi gini belanja ? mau masak ? kan udah ada koki hotel yang selalu siap sedia" 
"Aku bosen makan makanan hotel mulu , rasanya kangen masakan mama dan yaa masakan rumahan" 
"Emm .. gitu .. tapi makanan disini udah kaya makanan rumahan kok , tergantung apa yang kamu pilih"
"Yaa tapi rasanya beda , mokonya aku kangen masakan aku sendiri" 
"Oke .. oke .. tapi kau mau pergi dengan siapa ? pagi-pagi gini jarang sekali ada taxi !" ucap Harry
"Aduuh ! aku lupaa" ucapku terlihat bodoh
"Dasar ! kalau begitu , aku saja yang mengantarmu , bagaimana ?" tawar Harry , aku mengangguk saja sambil tersenyum lebar , soalnya mau bagaimana lagi ? .. 

Aku dan Harry segera turun ke basement untuk mengambil mobil  . Di perjalanan kami hanya memikirkan tentang apa yang mau kami masak .. Harry akhirnya memilih pudding untuk makanan penutup . Kalau aku memilih makanan utamanya Cheesy Rice with a special sauce kreasi mama yang sudah diajarkan padaku .. Waah memikirkannya saja sudah semangat , apalagi memasaknya !

Tak berapa lama kami sudah sampai di supermarket yang menjual banyak bahan untuk memasak . Harry bilang dia sudah langganan di supermarket ini . Kami langsung menuruni mobil dan masuk ke supermarket , aku segera memasukkan barang-barang penting seperti keju , saus , kecap , membeli nasi yang sudah jadi , cabai hijau ,  garam dll ke keranjang . Harry membeli bahan-bahan masakan untuk membuat pudding . Tak berapa lama semua sudah terkumpul , aku dan Harry segera ke kasir , penjaga kasir itu terlihat kaget saat melihat yang membeli Harry , Harry hanya tersenyum ramah kepadanya . Dia terus memandangi Harry seperti ia akan mencuri , tapi pandangannya penuh cinta .. sepertinya dia Directioners juga .. Kami segera keluar dari supermarket , wanita itu masih terlihat kaget sekaligus amat senang .
"Harry , kurasa wanita itu .."
"Directioners ?"
"Yaa"
"Memang .. aku sudah 10 kali ke supermarket ini , kurasa ia akan terbiasa , tapi ternyata ia masih seperti itu" ucap Harry , aku hanya tertawa mendengarnya
Kami segera masuk kembali ke dalam mobil .. Harry berkendara dengan santai sesekali ia bercanda , dia orang yang sangat baik .. Harry ..
"Harry , tapi barang-barang untuk memasak seperti spatula , parutan dan lain lain tak komplit , bagaimana dong ?" tanyaku pada Harry
"Ohh kalau begitu kita harus ke dapur hotel di lantai 2 , kita boleh minjam barang-barangnya kok , asal di kembalikan" ucap Harry santai , aku lega mendengarnya .

Kami sudah sampai di Hotel . Aku dan Harry segera pergi ke dapur hotel di lantai 2 .
"Hey chef Lee" ucap Harry pada seorang koki hotel lelaki masih muda yang kiranya berumur 20 tahunan itu . ia sangat tampan , tak seperti koki , seperti aktor tampan korea
"Hello idol" ucap chef itu sambil tersenyum ramah
"Boleh aku meminjam barang-barang untuk memasak ? mungkin spatula , parutan , pisau dan lainnya ?"
"Untuk apa ?"
"Untuk membuat masakan ala sendiri" Jawab Harry
"Kau tak suka masakanku ?"
"Ohh tentu saja aku suka ! hanya saja Sabina mau membuat masakan ala sendiri , ia rindu masakannya" jawab Harry cepat
"Ohh begitu , jadi gadis cantik ini Sabina" ucap chef Lee membuatku tersipu malu , senyumannya terlihat sangat manis .. aku suka itu !
"Hello chef" ucapku sambil mengulurkan tangan , chef Lee menjabatnya sambil tersenyum ramah 
"Kalau begitu , pinjam saja barang-barang yang kau butuhkan sesuai kebutuhanmu , asal jangan lupa kembalikan yaa , pukul 8 harus sudah ada"
"Oke chef , siap !" ucap Harry semangat  , Harry segera mengambil barang-barang yang dibutuhkan , tak berapa lama ia kembali membawa barang-barang itu .
"Terima kasih banyak chef" ucapku pada chef Lee
"Dengan senang hati" ucap chef Lee tersenyum

Aku segera pergi ke lantai kamarku dan masuk ke kamarku menuju dapurnya yang kecil itu .. Bahan-bahan semua di keluarkan , barang-barangpun semua di keluarkan untuk keperluan memasak . Aku mulai memasak cheesy rice with a special sauce , Aku menyuruh Harry untuk menggoreng dulu rice yang sudah disiapkan itu , dan memarut keju seperlunya .. Aku menyiapkan special sauce yang sudah mama ajarkan padaku , rasa enak ini tak akan pernah di temukan oleh siapapun , mama sangat pandai memasak , kurasa warisan itu di turunkan padaku . Aku mulai memasukkan sauce yang sudah kubuat lalu di campurkan pada nasi yang tadi sudah digoreng itu .. Harry mulai memasak pudding , kalau pudding sepertinya Harry jagonya , ia mulai membuat susu kental buah untuk sweet sauce diatas puddingnya , hmmm cukup menarik .

Tak berapa lama , makanan kami sudah jadi . Harry mengambil piring , garpu dan sendok untuk aku dan dia . 
"Kita sudah seperti chef Lee saja !" ucap Harry , aku hanya tertawa senang mendengarnya "Boleh kuminta cheesy rice-mu itu ?" 
"Oh tentu saja Haz" aku langsung memberikan cheesy rice-ku pada Harry , lumayan banyak , karena aku memasak cheesy rice-ku terlalu banyak . Harry mulai menyalakan TV , sambil menyantap cheesy rice buatanku itu 
"Hmm !" ucap Harry , aku langsung menatapnya 
"Ada apa ? apa terlalu asin ?" tanyaku
"Tidak !!" ucap Harry tinggi , membuatku sedikit khawatir "Rasanya ..." aku semakin penasaran "very very delicious ! kau belajar dari mana ?" aku bernapas lega
"Dari ibuku , terimakasih" ucapku
"Sumpah ini enak sekali , sebaiknya jangan kasih tau Niall .. karena dia akan menghabiskan semuanya !" ucap Harry melotot bercanda
"Haha dasar , lagipula sisanya masih banyak kok, bisa kita berikan pada the boys dan Josh tentunya  , terima kasih sekali lagi ya , sudah bilang masakanku enak" ucapku sambil tersenyum senang pada Harry, Harry mengeluarkan jempolnya itu ke hadapanku . Harry sudah menghabiskan 2 piring cheesy rice , kurasa dia sudah kenyang .
"Sumpah makanan ini lebih enak daripada buatan chef Lee !" ucap Harry memuji , itu membuatku sangat malu , aku senang sekali bisa dipuji
"Thanks Harry" ucapku , Harry tersenyum "Sisanya masih banyak tuh , mau diapakan ?"
"Berikan saja pada Niall ! dia pasti habiskan semuanya"
"Tak mungkin sebanyak ini !" ucapku 
"Kalau begitu berikan pada Liam , Niall , Loui dan Zayn juga Josh !" saran Harry semangat 
"Ide yang bagus ! kalau begitu kau kasih kak Liam dan Loui masakanku ini , aku akan berikan sisanya pada Niall , Zayn dan Josh" ucapku .. tiba-tiba Harry menatapku curiga "Apa ?" tanyaku bingung
"Kau ingin berdua dengan Zayn ya ? nanti kau menyuapinya ?" ucap Harry terlihat amat curiga , pipiku memerah 
"Tentu saja tidak !" ucapku tinggi , Harry semakin mencurigaiku "terserah" ucapku menyelesaikan
"baiklaah" ucap Harry "hanya bercanda" ucap Harry sambil merangkulku seperti biasa "kalau begitu , kita bertemu lagi nanti , oke ?" ajak Harry , aku hanya menunjukkan ibu jariku dan mengedipkan mata .
"Harry , sekalian kembalikan barangnya chef Lee yaa" ucapku penuh harap 
"Huuh baiklaah sayang" ucap harry sambil membawa barang-barang yang kupinjam dari Chef Lee

Aku segera pergi ke kamar Niall terlebih dahulu , karena kamarnya paling dekat dengan kamarku .. dan seperti yang aku rencanakan the best at last !
"Hey Sabina , what's up ?" ucap Niall dari depan pintu
"Hey Niall , aku mau ngasih makanan buatanku , soalnya kata Harry , kau akan menyukai ini" ucapku sambil memberikan 1 kotak kecil kardus makan berisi cheesy rice buatanku
"benarkah ? kau buatkan ini Sabin ?" tanya Niall , ia terlihat sangat senang membuatku ikut senang
"Yaah begitulah hehe" ucapku merendah , Niall mengambilnya lalu membukanya , mulutnya terlihat terbuka berkata 'wow'
"i think it will be so delicious !"
"I hope so" jawabku sambil tersipu malu
"Thanks a lot Sabin , i love youuu" ucap Niall sambil memeluk dan mengecup pipiku sebentar lalu berkata 'bye' dan menutup pintu . Dasar Niall , selalu menomor satukan makanan , mungkin jika aku terjebak dalam kebakaran dan hanya Niall yang bisa menolongku tapi ia melihat sepotong Pizza lezat di sampingnya , ia mungkin lebih memilih pizza itu ! fikirku ..

Aku segera pergi menemui Josh dikamarnya untuk memberikan 1 kotak cheesy rice . Kamar Josh sudah pindah 2 hari yang lalu , kamarnya sudah di desain sekaligus untuk tempat latihannya dengan gitaris 1D , drummer 1D dan lainnya .. Itu cukup keren
Aku mengetuk pintu kamar Josh , hemm ruangan Josh memang lebih besar daripada kamar yang lain , menarik .
"Hey girl" ucap seorang lelaki tampan yang tinggi dan sepertinya seumuran denganku , dia tak pernah kulihat di daerah hotel ini .. Dia menggunakan kemeja biru dan celana jeans-nya , dia sangat tampan , aku baru sadar .. ehh
"Hey" jawabku bingung "Josh ada ?" tanyaku
"yeah , dia lagi latihan di sana , mau masuk ?" tanya lelaki itu
"Ohh tak usah , kalau begitu berikan saja ini padanya" ucapku sambil memberikan satu kotak cheesy rice
"Ohh baiklah , kau hanya bawa satu , untuk Josh ?" 
"yaa .. karena kukira tak akan ada tamu yang tertarik dengan masakan buatanku"
"Ohh jadi ini makanan ? wow , boleh kuminta ?" tanyanya
"Tentu saja" jawabku sambil tersenyum kecil
"Hey Sabina" ucap lelaki yang sedang memegang stik drum itu 
"Hey Josh" 
"Ada apa ?" tanyanya lelaki tampan itu langsung memberikan kotak cheesy rice-ku pada Josh
"Apa ini ?"
"Cheesy rice .. i made it .. jadi maaf kalau tidak enak" ucapku
"Sangat special bisa merasakannya , terimakasih" ucap Josh sambil tersenyum manis
"Sama-sama" ucapku senang
"Oh iyaa , ini adikku Joel Devine" ucap Josh memperkenalkan lelaki tampan itu
"Ohh ini adikmu ? aku tak tau kau punya adik" ucapku "Aku Sabina , so great to meet you"
"beautiful name , just like you" ucap Joel memuji
"Thanks" ucapku malu
"Oke , sebaiknya kau jangan mengencaninya , karena dia sudah dikejar Harry" ucap Josh sambil tersenyum jail , wajahku langsung merona merah
"Oh ya ? sayang sekali kalau begitu , Harry pasti saingan yang berat" ucap Joel , pipiku langsung merona merah , aku benar-benar malu digoda seperti itu
"Tidak ! itu tak benar , Harry tak mengejarku , he just .. a friend" ucapku gugup
"So how about Zayn ?" tanya Josh , pipiku memerah , aku kesal , aku seperti di pertekan , aku kesal sangat kesal .. aku tak suka seperti ini !

Aku langsung mengangkat kakiku dari kamar Josh , aku terlalu kesal , aku tau itu bercanda .. tapi .. aku tak suka !
"hey that's just a joke Sabin" ucap Josh menyusulku sambil memegang tanganku
"i know" ucapku masih tersenyum kesal , sambil melepaskan tangan Josh dari tanganku
"i'm sorry Sabin" ucap Josh sambil memandangku penuh menyesal
"Sama sekali tak masalah" ucapku tersenyum , aku kasihan melihatnya berwajah seperti itu . Josh tersenyum senang dan berkata
"Makasih untuk masakannya" sambil tersenyum manis , aku ikut senang . Ia mengangkat tangannya dan kembali ke kamarnya dengan Joel yang tampan itu . Entah kenapa , aku sangat senang melihat seseorang senang .

Aku segera cepat-cepat pergi ke kamar Zayn yang tak jauh itu. Tinggal 1 kotak lagi ..  

Aku mengetuk pintu kamar Zayn dengan semangat .
"Coming !" ucap Zayn dari dalam kamarnya , tak berapa lama ia membuka pintunya , jantungku berdegup kencang melihatnya
"Hey , maaf mengganggu" ucapku saat Zayn membuka pintu , aku masih ingat kejadian kemarin , jantungku berdegup cepat saat melihat wajahnya yang tampan itu .
"Oh hai Sabina , yeah , tidak apa , ada apa ?" ucap Zayn sambil tersenyum , tapi sepertinya dia masih banyak masalah
"Kata Harry masakanku enak dan dia menyuruhku untuk menawarkannya pada the boys , kata Harry kalian akan suka" ucapku gugup
"Jadi kau pandai memasak ?"
"Ahh tidak juga , hanya saja , aku ingin kalian merasakannya" ucapku merendah
"Tentu saja aku mau ! may i ?" tanyanya sambil tersenyum senang , aku mengangguk sambil memberikan kotak cheesy rice-ku . Zayn membukanya dengan senang
"Hmm sepertinya enak !" ucap Zayn "masuklah aku akan menaruhnya di piring dulu .. Masuk saja tak usah sungkan" tawarnya , aku memasuki kamar dengan canggung , Zayn menutup pintunya dengan tongkatnya lalu mengambil piring .
Aku duduk di kursi dekat kasurnya itu . Zayn kembali dengan cheesy rice-ku diatas piring .
"Hmm aku tak sabar" Zayn lalu duduk di kasur sambil menaruh tongkatnya , cheesy rice-ku mulai dilahap olehnya ,jantungku berdegup kencang .. aku takut Zayn tak menyukainya 
"Hmm ! enak sekali ! jujur !" ucap Zayn senang , aku jadi malu  "Kau mau ?" ucap Zayn sambil mengulurkan sendok berisi cheesy rice-ku , aku hanya menggelengkan kepala karena malu , hanya hitungan menit cheesy rice-ku sudah masuk ke dalam perut Zayn , aku sangat senang karena ia bilang masakanku sangat enak . Tiba-tiba seorang lelaki berambut pirang datang membawa gitar 
"Niall ! seharusnya kau ketuk pintu terlebih dahulu !" ucap Zayn marah bercanda
"Ohh baiklah maaf" Niall lalu menutup pintu lalu terdengar ketukan pintu 5 detik kemudian
"Okay , come in" ucap Zayn sambil tersenyum geli , aku menjadi ikut tersenyum akan tingkah Niall yang lucu
"ada apa Niall ?" tanya Zayn 
"Aku hanya bosan , jadi aku ingin menyanyi denganmu , bolehkah ?" ucap Niall imut
"Ahh jangan bercanda ! tentu saja" ucap Zayn , mereka terlihat sangat akrab
"Ada Sabina !" ucap Niall seru , aku hanya tersenyum canggung "Masakanmu sangat enak ! aku sangat menyukainya , besok bisa kau masakan lagi ?" ucap Niall
"Tidak bisa , aku lupa resepnya" ucapku bercanda , Niall langsung cemberut dengan muka lucunya itu "Haha baiklaah akan kumasakan" lanjutku melihat Niall cemberut
"Haha thank you babe !" ucap Niall sambil memelukku dari kursi . Niall langsung mengambil kursi dan menyimpan gitar yang dibawanya ke pangkuannya
"Baiklah apa yang akan kita nyanyikan ?" tanya Niall
"Bagaimana kalau Sabina yang memutuskan ?" tawar Zayn
"Ide bagus ! bagaimana Sabina ?" 
"Ehhmm .. well , saat ini aku suka dengan lagu kalian yang Nobody Compares , lagu itu sangat enak untuk dinyanyikan" jawabku
"Segera dilaksanakan !" ucap Niall , Niall mulai memetik gitarnya dengan sangat baik
"Eits , kau juga harus ikut menyanyi Sabina ! kudengar dari Liam suaramu bagus" ucap Zayn tiba-tiba menghentikan Niall bermain
"Itu benar ! kau juga harus ikut bernyanyi" ucap Niall semangat
"Baiklaah" ucapku malu . Zayn langsung tersenyum ramah dan manis . Niall kembali memainkan gitarnya dengan apik

Niall pertama menyanyi dengan logat irish-nya itu

'You're so pretty when you cry when you cry
wasn't ready to hear you say goodbye
now you're tearing me apart , tearing me apart , you're Tearing me apart'

Zayn langsung menyanyi dengan suaranya yang khas
You're so london your own style , your own style
we're together is so good
so girl why are you tearing me apart , tearing me apart , tearing me apart ?

"You sing Sabina !" ucap Zayn sambil menunjukku , jantungku langsung berdegup namun aku harus menyanyi aku sudah janji


'Did i do something stupid , yeah boy if i blew it ?
Just tell me what i did , let's work through it 
There's gotta be some way to getcha to want me
like before'

"Really nice Sabin ! We're sing this part together guys !" ucap Zayn semangat , Niall mengangguk

'Cause no one ever looks so good in a dress and it hurts
cause i know you won't be mine tonight
no one ever makes me feel like you do 
when you smile , baby tell me how to make it right 
no all my friends say it's not really worth it
but even if that's true .. 
no one in the world could stop me from not moving on 
baby even if i wanted to ..
Nobody Compares it's youuuu ...'

Niall memberhentikan permainannya , bagian itu cukup mengakhiri lagu favoritku ini . Zayn tersenyum manis dan senang , aku sangat terpesona dengan senyumannya yang indah itu , dia sangat tampan . Niall juga tersenyum senang , ia terlihat sangat imut .
"Wuuuw !" ucap Niall heboh sambil bertepuk tangan , Zayn hanya tertawa kecil melihatnya "Really really fun !" lanjutnya
"Yeah" ucap Zayn sambil tersenyum menatapku "Kau bernyanyi dengan sangat bagus , kau seharusnya jadi penyanyi juga" puji Zayn
"Yeah itu sangat benar , mungkin suatu saat kita akan menciptakan lagu featuring denganmu Sabin" puji Niall
"Haha itu berlebihan , tapi terima kasih" ucapku malu , tiba-tiba seorang lelaki berambut coklat keriting tiba-tiba membuka pintu
"Hey aku mendenhar kalian bernyanyi ! kenapa kau tak mengajakku ? kalian jahat sekali !" ucap Harry cemberut
"Maafkan kami Haz , tapi jika kau ikut bernyanyi kau akan ambil semua part dari lagu yang kita nyanyikan haha" ucap Niall bercanda
"That's kinda right" ucap Zayn sambil tertawa manis
"Baiklah , jika kalian seperti itu .. tapi apakah Sabina bernyanyi?" tanya Harry
"No .. " ucapku
"Yeah !! Sabina menyanyi ! kau tahu sangat cantik sekali suaranya !" ucap Niall keras 
"Tidak juga" ucapku merendah
"Kau selalu merendah Sabina .." ucap Zayn sangat lembut , dia menatapku dengan tatapannya yang lembut "Itu bagus , kau tak sombong .. aku suka itu" lanjutnya , mukaku ;angsung memerah saat matanya bertemu dengan mataku , mata coklatnya yang indah .. Zayn aku juga suka .. kau ..
"Hey gusy !" ucap Louis dari depan pintu Zayn yang tak tertutup , ia tampak khawatir , seketika Zayn memalingkan wajahnya dariku dan menatap Louis penuh tanya 
"What's up Lou ?" ucap Harry yang juga bingung
"Esther .." ucap louis belum selesai
"Apa yang terjadi ?" tanya Zayn terlihat sangat khawatir , jantungku berdegup kencang melihat kekhawatirannya
"Dari pagi dia belum makan karena pelayang hotel kira dia masih tidur , tapi siang ini , pintu kamar Esther diketuk untuk pelayanan kamar tapi dia tak menjawab ! Semua khawatir ada yang terjadi dengannya, sebenarnya aku juga tak peduli dengannya tapi .. aku jadi ikut khawatir" Jelas Louis dengan suara khas lembutnya . Semua nampak khawatir terutama Zayn , kurasa ia masih merasa bersalah akan kejadian semalam . Jantungku berdegup kencang melihat kekhawatiran Zayn yang pertama kulihat .. Zayn apa kau terlalu baik atau .. kau masih ....? 
"Kalau begitu ayo kita ke kamarnya !" ajak Zayn penuh kekhawatiran , Harry dan Niall mengangguk , Louis seperti menuntun jalan mereka . Zayn terlihat susah berjalan karena tongkatnya itu tapi aku bisa melihat dia mencoba berjalan cepat . Sepanjang jalan aku hanya memerhatikan Zayn , wajahnya yang tak pernah kulihat itu .

Tak terasa kami semua sudah sampai di depan pintu kamar Esther , ada Bonnie juga disana , seketika muka Niall berubah menjadi merah muda .
"She's not open the door" ucap kak Liam yang khawatir namun tak sekhawatir Zayn
"Esther !! Esther !!" ucap Zayn keras "Please Esther open the Door" ucap Zayn lebih keras
"Esther , cepat buka pintunya atau kami akan mendobrak !" ucap Harry sambil memandang sekitar , sepertinya yang lain juga setuju kalau Harry harus mendobrak pintunya "Aku hitung sampai 3 .. " .. "1 ..2..." Harry memandangku "Minggir sayang" aku langsung minggir sedikit agar tak mengganggu Harry untuk mendobrak pintu kamar wanita yang kubenci ini "Three !!" ucap Harry keras , seketika ia memundurkan badannya dan mendobrak pintu dengan keras hingga pintu kamarnya terbuka 

Zayn langsung berjalan cepat memasuki kamar Esther , the boys dan Bonnie masuk kedalam dengan santai namun wajahnya khawatir , mataku terus mengikuti kemana Zayn pergi .. Ia memanggil nama Esther sambil mencarinya di setiap sudut .. tak lama aku melihat seorang wanita cantik terbaring di lantai , ia tak sadarkan diri .. wajahnya pucat .. Esther !! ia masih menggunakan pakaian yang a gunakan pada malam itu .. mungkinkah ia pingsan ? Zayn juga melihat Esther yang terbaring lemah dilantai itu . Ia lalu mendekati Esther , menyimpan tongkatnya dan mengangkat Esther ke pangkuannya , jantungku berdegup amat kencang .. jujur aku tak suka Esther di pangkuan Zayn !
"Esther ! Esther please , wake up !" ucap Zayn khawatir sambil menggoyangkan badannya dan wajahnya sedikit cepat
"Wow dia suka minum alkohol" ucap Louis sambil memegang sebuah botol minuman alkohol 
"No she's not" ucap Zayn bingung
"i have proof" ucap Louis menunjukkan botol itu
"Dia alergi alkohol ! tidak mungkin ! maksudku apa yang dia lakukan ? dia sama sekali tak suka alkohol ! dan dia sangat alergi dengan alkohol ! kurasa inilah sebabnya ia tak sadarkan diri !" jelas Zayn cepat "Call a doctor please !" suruh Zayn penuh kekhawatiran  

Aku dengan cepat mengambil ponselku yang kusimpan di dalam sakuku , waktu aku sakit Dr. Bryan memberikan nomornya padaku , dia dokter yang kebetulan sedang menginap di hotel ini . Dengan cepat aku menelpon Dr.Bryan ..
"Yaa ! hello dokter , bisa tolong datang ke kamar 254 ? ada teman saya perlu bantuan .. saya mohon ! jika memanggil dokter lain , kurasa terlalu jauh , saya takut tidak terburu" ucapku cepat
"Ohh Sabin , maafkan saya , saya sedang ada di rumah sakit , kamu bisa minta anak saya saja , Howie . Dia sekolah kedokteran , tapi dia sudah handal , jika kau percaya dengannya , panggil saja dia , dia ada dikamar yang masih satu lantai dengan kamar 254 , dia ada di kamar .. eemm .. ohya ! 260"
"Baiklah Dok , terima kasih banyak , saya percaya , maaf sudah mengganggu , bye !" ucapku langsung menutup telpon . Aku segera berlari ke kamar 260 , meninggalkan Harry yang bertanya 'bagaimana ?' .. Aku tak tau kenapa , tapi .. aku merasa kasihan pada Esther . Dengan cepat dan sigap aku mengetuk pintu kamar anak Dr.Bryan , Howie .
"Yeah ?" seorang lelaki kiranya 27 tahun keluar dari pintu kamar 260 , ia mirip sekali dengan Dr.Bryan .
"Maaf mengganggu , tapi teman saya butuh bantuan , dia terkena alergi dan sepertinya parah karena dia sampai pingsan" ucapku cepat , dan sepertinya Howie mengerti , dia terlihat pintar
"Baiklah , saya akan membantu" ucap Howie singkat ,ia masuk kedalam kamar dan menyusuliku dengan membawa sebuah koper yang biasa dibawa dokter . Howie lalu mengunci pintu kamarnya dan dengan cepat segera ke kamar 254 . Tak lama aku bisa melihat Esther masih terpejam di atas kasur dan diselimuti . Bisa kulihat tangan Zayn memegang tangan Esther penuh kekhawatiran seketika jantungku berdegup kencang dan wajahku panas , seluruh tubuhku terasa panas .. aku cemburu . 

"Baik , apa yang terjadi ? .. oww sepertinya aku melihat Boyband ternama di seluruh dunia 'One Direction' disini , suatu kehormatan sekali" ucap Howie dengan amat ramah
"Thanks dok , suatu kehormatan untuk kami juga, tapi bisa tolong asisten kami , Esther ? dia terkena Alergi alkohol , well .. aku tak tahu apa namanya , aku tak mengerti" ucap Harry dengan suara seraknya
"Baiklah , give me time boys" ucap Howie sambil mendekati Esther dan mulai memeriksanya dengan peralatan kedokteran . Zayn masih disamping Esther . Oh tidak .. ini sangat menyakitiku .. Jika aku sedang sakit , apakah Zayn akan seperti itu padaku ? well .. terlalu sakit untuk difikirkan . Belum selesai Howie memeriksa , Esther tiba-tiba membuka matanya dengan penuh kelelahan .
"Apa yang terjadi ? Apa aku pingsan ?" ucap Esther sambil menatap Zayn "Dan siapa kau ?" tanyanya beralih ke Howie
"Aku Howie , aku sedang membantumu , kau pingsan karena kau tak biasa minum alkohol dan kau punya alergi dengan minuman yang mengandung banyak alkohol . Lebih parahnya kau menghabiskan 2 botol , jadi wajar saja kau pingsan , lain kali jangan seperti itu lagi . Ini , aku punya obat yang bisa membantu untuk meredakan mabuknya . Kau harus meminumnya sehabis makan , hanya untuk meredakan pusingnya ." jelas Howie sangat handal , tak salah aku meminta bantuannya .
"Terima kasih Howie" ucap Esther pada Howie , ia tersenyum lesu pada Howie . Dan aku baru pertama kali melihatnya tersenyum ikhlas begitu , dan itu terlihat bagus , tidak seperti Esther yang biasa kulihat .
"Yaa cantik sama-sama" ucap Howie , tatapannya pada Esther aneh "Baiklah aku harus kembali mengerjakan tugas kuliahku , panggil saja jika kalau butuh bantuan selagi aku masih menginap di hotel ini" tawarnya
"Yeah , maaf merepotkan , terima kasih banyak" ucap Esther sambil tersenyum seperti tadi , tetap terlihat muna untukku
"Okay , bye" ucap Howie , ia segera membereskan barangnya dan kembali ke kamarnya . Harry , Niall , Louis kak Liam , dan Bonnie sudah pergi ke kamarnya masing-masing , tapi entah kenapa aku masih ingin disini sampai Zayn pergi . Aku ingin bersamanya .. Untuk 1 menit , suasana di kamar Esther sepi , tak ada yang bicara . Esther masih terlihat lemah dan lemas
"Howie's like you" ucap Zayn memulai pembicaraan , sambil tertawa menghibur
"No he's not !" ucap Esther tertawa akrab dengan Zayn , baru pertama kali melihat mereka berdua seperti itu . Mereka terlihat akrab dan bahagia . Aku seperti obat nyamuk saja disini , menyebalkan 
"Yeah , aku bisa lihat wajahnya saat melihatmu" ucap Zayn bercanda , ia tersenyum pada Esther , senyum yang tak pernah kulihat , ia tak memperlihatkan kesedihannya .. Zayn kenapa kau tak pernah seperti itu di depanku ?
"Ohh , really ? haha" ucap Esther sambil giggles , Zayn hanya berkata 'yeah' dan menunduk sambil menyisakan senyumnya yang selalu aku ingin lihat itu . Entah kenapa , aku terlalu sakit untuk meninggalkan kamar ini , tapi sakit juga jika aku terus berada di kamar ini . 

Aku menundukkan kepala sambil mencoba mendengarkan apa yang mereka bicarakan
"Kau tak duduk Sabina ?" ucap seorang wanita yang kedengaran lemah itu 
"Of course i want" ucapku sambil tersenyum canggung melihat Esther tersenyum lemas di atas kasur , aku langsung menduduki kursi terdekat
"Bagaimana perasaanmu ? masih pusing ?" tanya Zayn serius
"Yeah sedikit , tapi tak apa"
"Jangan bilang 'tak apa' , kau harus makan dan minum obat itu" ucap Zayn
"Aku benci obat .. aku lebih percaya Tuhan daripada obat" ucap Esther , nada sinis itu keluar lagi
"Tapi Tuhan tak akan membantumu jika kau tak berusaha untuk menyembuhkannya" ucap Zayn pintar
"Yeah , kau menang" ucap Esther tersenyum kembali , ia sama sekali bukan Esther , aku ingin sekali berkata 'Who are you ? and what are you done to Esther ?' . But it's impossible to do
"Sabina , terima kasih ya" ucap Esther tersenyum lemas , aku menatap wajahnya yang pucat , wajahnya sangat cantik , aku baru menyadari itu . Aku hanya tersenyum canggung membalas "Maafkan aku sudah bersikap seperti itu padamu , yeah sejujurnya aku cemburu .. aku cemburu melihat kedekatanmu dengan Zayn" lanjutnya , ia sama sekali tak terlihat malu mengatakannya namun wajahnya memperlihatkan penyesalannya
"Aku sangat mengerti .. maafkan aku juga" balasku , ini pertama kalinya aku berbicara lembut pada Esther , dan pertama kalinya ia memanggilku 'Sabina' bukan 'Miss Payne'
"Maafkanlah aku juga Esther , aku tak bermaksud berkata begitu" ucap Zayn menatap Esther serius
"Akulah yang salah , aku menekanmu .. aku .. terlalu berharap kalau kau ....."
"Sssshhh.. jangan lanjutkan" ucap Zayn sangat lembut dan menatap Esther penuh sayang , aku hanya terdiam menahan rasa sakit yang tak jelas di dalam hatiku ini
"Tapi aku benar-benar minta maaf .. kepada kalian"
"We're already forgived you" ucapku mencoba tersenyum ikhlas seperti Esther
"Kenapa kau lakukan itu Esther ? kenapa kamu minum alkohol yang sama sekali kau hindari dari dulu ?" tanya Zayn penuh kekhawatiran
"I'm just stress and don't know what to do" ucapnya sambil mendudukkan badannya , Zayn membantu Esther untuk mendudukkan badannya itu , membuat hatiku semakin sakit "And .. i just realized .. that i loves you so much .. i .. really miss you .. i don't want you to leave me .. i want you .. i .." Esther tak melanjutkan , ia mengeluarkan air matanya , namun dia benar-benar merasakan sakit , bukan kemarahan yang aku lihat pada malam itu . "Sorry ..." ucapnya melanjutkan tangisannya dan mencoba tertawa untuk mencegah tangisannya , tapi itu tak berhasil . Ia menangis dan menutupi hidungnya dan pipinya dengan punggung tangannya , Zayn menatap Esther penuh perasaan bersalah , padahal kurasa Zayn sama sekali tak bersalah .

Air mata Esther keluar semakin banyak , hingga .. Zayn dengan cepat memeluknya .. menyimpan kepala Esther di bahunya yang lembut .. baru kemarin aku merasakan pelukannya di bahuku .. tapi .. ia sudah memberikannya pada orang lain .. orang yang tadinya kubenci .. Ini menyakitkan . 

Bisa kulihat Esther menangis semakin menjadi
"Please don't leave me..." ucapnya masih menangis dan susah untuk bicara
"ssshh i won't ..." ucap Zayn sangat lembut , ia memeluk Esther lebih erat . Well ini menyakitkan ! aku tak mau berada disini ! aku ingin pergi , tapi jika aku pergi , mereka akan mengira aku cemburu ! Aku berharap ada gempa yang menerjang kami sekarang agar aku bisa pergi dan tak melihat mereka berpelukan seperti ini ! . Ini gila ! ini menyakitkan ! sangat !!

Perlahan Esther mulai menarik tubuhnya dari Zayn , aku bisa melihat mata Esther masih merah penuh air mata yang ia tahan untuk keluar .
"Zayn .. do you still loves me ?" tanya Esther menatap Zayn penuh cinta , jantungku berdegup kencang . Hei ! apa aku tak dianggap disini ? kenapa Esther bertanya itu di depanku ? damn !! "For true" lanjutnya . Zayn terlihat menatap Esther juga , penuh kebingungan tapi ia merasa khawatir juga
"Yeah .. I still loves you" ucap Zayn pelan dan lembut , ia terlihat tersenyum namun kecil , aku tak mengerti dan tak bisa melihat jelas . Ini menyakitkan ! lelaki yang kucintai , menyatakan ia masih mencintai MANTANNYA !! Ini sangat menyakitkan ! aku sudah tak kuat ! bisa kurasakan duri yang menempel di hatiku semakin dalam . Tak bisakah kau mengerti Zayn ?! aku sangat mencintaimu !

Bisa kulihat mata Esther bertatap dengan mata Zayn , ia tersenyum senang namun mengeluarkan air mata , ia lalu memeluk Zayn penuh sayang . Lebih menyakitkan lagi , Zayn membalas pelukannya !! Ayolah datang angin puting beliung yang akan memporak porandakan hotel ini !
"Kurasa aku harus pergi , aku mengganggu disini" ucapku tanpa mendengar apa yang Zayn katakan . Aku berlari ke kamarku , meski masih kurasakan sakit hati yang kurasakan .. aku mencintai seorang bintang besar .. mungkinkah ia akan mencintaiku ? 

Tuhan kenapa kau berikan aku perasaan ini ? jika dia bukan milikku kenapa kau biarkan aku untuk mencintainya ?

***

Tak lama aku sampai di kamarku . Aku berlari ke luar jendela kamar , bisa kurasakan air mata mengalir di pipiku , aku bisa merasakan sakit hati ini untuk pertama kalinya . Ini sangat menyakitkan ..
Air mata tak henti mengalir .. berkali-kali kuhapus air mata ini , tapi tetap saja kembali membasahi pipiku .. Yeah aku cemburu .. cemburu melihat Esther .. kenapa .. kenapa harus Esther ? kenapa ? .

***

Tak lama kemudian aku terbangun oleh ketukan pintu . Kulihat jam menunjukkan pukul 10 Malam . Siapa yang datang malam-malam begini ? . Meski masih mengantuk ku paksakan diri untuk tetap beranjak dari tempat tidur dan melihat siapa yang mengetuk pintu . Aku membukakan pintu dengan amat mengantuk .
"Hey" ucap seorang lelaki bermata coklat di depan pintu .. Zayn .. aku dengan cepat lebih menajamkan mataku yang awalnya mengantuk
"Oh hey Zayn .. ada apa malam-malam begini ?" tanyaku terdengar fresh
"Maaf mengganggu tidurmu . Aku hanya ingin mencoba cheesy rice-mu lagi , boleh ?" ucapnya cukup aneh karena sepertinya bukan itu yang dia mau
"Ohhww.. emm .. baiklah .. kau bisa duduk saja di kasur , simpan tongkatmu disisinya , aku akan buatkan" ucapku sedikit bingung . Aku membiarkan Zayn masuk dan menutup pintu kamarku . Aku segera pergi ke dapur kecilku dan membuat cheesy rice tanpa sauce karena tak ada barang-barangnya . Beberapa menit kemudian cheesy rice-ku jadi . Aku segera pergi keluar dapur dan bisa melihat ada Zayn yang sedang duduk menunduk di kasurku .
"Aku tak bisa menambahkan sauce diatasnya karena barang-barangnya pembuatannya ada di dapur hotel" jelasku lembut , Zayn hanya tersenyum kecil menjawabnya . "Zayn .. aku tau kau kesini bukan ingin cheesy rice-ku , ada apa ?" tanyaku menatap Zayn sambil duduk disampingnya
"Aku .." .. "Ia memutuskanku .." ucap Zayn terdengar amat sedih
"Siapa ?! Jade ?" tanyaku kaget , Zayn mengangggukkan kepalanya .. Aku tak percaya Jade bisa memutuskan lelaki seperti Zayn "Kapan ?" tanyaku lagi
"2 hari yang lalu .. aku kira kau tak akan peduli maka dari itu aku tak bilang" ucapnya terdengar sedih
"Zayn aku peduli denganmu .. sangat" ucapku tanpa memikirkan apa yang akan Zayn fikirkan , Zayn menatapku , bisa kulihat matanya penuh dengan masalah , aku bisa merasakannya saat ia menatapku . Tuhan .. aku benar-benar mencintainya ..SANGAT ..
"Kau mau lihat pesannya ?" tanyanya sambil mengeluarkan ponselnya , aku lansgung mengangguk pelan . Zayn memberikan ponselnya padaku 
"Ini sms dariku 2 hari yang lalu"

To : My Jade

Jade , are you okay ? kenapa kau tak mengabariku ? ada apa Jade ? bagaimana dengan pekerjaanmu ?
Jade aku masih sangat mencintaimu , jika aku sudah menyelesaikan tour-ku aku berjanji akan menemuimu dan memperkenalkanmu pada dunia . Aku emncintaimu ..

"Dia membalasnya seperti ini , biar lebih cepat lihat saja langsung dari obrolan"

From : My Jade

Yeah i'm fine . Maaf aku tak mengabarimu , aku sedang ikut test di salah satu perusahaan terkenal di Inggris . Dan kau tahu , aku berhasil ! . 
Zayn .. aku sebenarnya mau membicarakan sesuatu ..

To : My Jade

Benarkah ? Aku ikut senang Jade , aku senang kau berhasil . Maybe we have to celebrate !
Apa yang kau ingin bicarakan sayang ?

From : My Jade

Zayn itu itu sudah 4 hari yang lalu . Kurasa terlalu telat untuk merayakannya .

To : My Jade

Baiklah kalau begitu , maafkan aku tidak bisa ada saat hal special itu terjadi :( , aku sayaaaaaaaaaang sekali padamu , dan aku bangga sekali padamu . Aku mencintaimu ! sangat !
Nah , apa yang mau kau bicarakan ?

From : My Jade

Nah itulah yang aku permasalahkan . Zayn .. kau selalu tak ada disampingku saat aku membutuhkanmu . Aku sangat mencintaimu tapi kau selalu membuatku berfikir kalau kau tak mencintaiku . Aku sangat membutuhkanmu . 
Tapi itu dulu ..

To : My Jade

Apa maksudmu itu dulu ? Kau tak mencintaiku lagi Jade ?

From : My Jade

Aku .. masih ! masih sangat mencintaimu ! sangat sangat mencintaimu !
Tapi aku tak bisa bertahan .. Aku tak mau LDR terus seperti ini .. Zayn mungkin ini waktunya kita untuk mengakhiri hubungan kita . Aku mencintaimu Zayn .

Dan kau tahu , anak dari pemilik perusahaan tempat aku bekerja , dia menyukaiku ! dia mengajakku makan malam  hari ini . Zayn .. kau tampan .. kau akan mendapatkan yang lebih baik dariku .. sribu kali lebih baik . 

Maafkan aku Zayn , aku mencintaimu .

To : My Jade

Jangan bilang kau mencintaiku ! karena kau tidak mencintaiku ! . Jika kau sangat mencintaiku , kau akan coba untuk bertahan dan tak akan secepat itu untuk move on ! kau tak mengerti kah perasaanku ? haa ?

From : My Jade

Zayn kumohon ! aku seperti ini juga karenamu ! kau berkencan dengan asisten itu kan ?! kau kira aku tak tahu ? kau selingkuh di belakangku ! Zayn jangan kau mencoba menyembunyikan bangkai di dalam dirimu karena suatu saat akan tercium baunya!

To : My Jade

This is not like what you think Jade ! aku hanya berteman baik dengannya !

From : My Jade

Tak usah menyembunyikannya ! beruntung sekali paparazzi menangkap kalian berdua , jika tidak aku akan terperangkap kedalam area kepicikanmu ! . Tak usah berusaha untuk mengelak karena berita itu sudah tersebar luas di internet ! 

To : My Jade

Terserah kau mau percaya atau tidak . Yang pasti aku tak ada hubungan apa-apa dengan Esther . Jika kau ingin kita putus , Baiklah ! jika itu membuatmu lebih baik .

Terima kasih atas semua yang telah kau berikan padaku . 


***

Aku terdiam setelah membaca pesan itu . Aku segera mengembalikan ponsel Zayn . Bisa kulihat Zayn disampingku , melipat kedua tangannya dan menunduk menatap lantai yang kosong . Apa yang ia fikirkan ?

"Zayn , jadi .. kau melepaskannya begitu saja ?" tanyaku terdengar khawatir
"..... Yeah ...." jawabnya sedih , tak lama ia menangis , bisa kudengar ia sedikit terisak dan mencoba menahannya , dengan cepat aku merangkulnya
"Zayn .. maafkan aku , aku .." ucapku cepat dan merasa bersalah
"Ini sama sekali bukan salahmu" ucapnya masih terisak , Zayn meletakkan kepalanya di bahuku , seketika aku berkeringat , wajahku serasa memerah . Bisa kurasakan air mata Zayn di pundakku .
"Zayn , aku mengerti perasaanmu .. kau adalah lelaki yang sangat baik dan setia" ucapku menyemangati
"Tapi .. kita sudah lama berpacaran Sabin .. tak semudah itu untuk melepaskannya .. sangat berat .. aku tak mau dipandang lemah olehnya" ucapnya masih mengeluarkan air mata , meskipun dia menangis , Zayn masih terlihat kuat dan sangat jantan menurutku , karena dia tak menangis hingga terisak berat seperti wanita 
"Aku mengerti Zayn , sangat mengerti , jika kau ada sesuatu , kau boleh menceritakannya kepadaku , aku selalu setia mendengarkan" ucapku jelas
"Terima Kasih Sabina , kau sahabat yang sangat baik" ucapnya sambil mengadah lalu memelukku lembut , aku membalas pelukannya , untuk pertama kalinya kuletakkan daguku di pundaknya , aku snagat bahagia .. jantungku berdegup kencang .. hingga aku melupakan kejadian tadi siang antara Zayn dan Esther .. Tunggu .. Zayn dan Esther ? oh tidak ! apa yang aku lakukan ?! aku mendorong Zayn agar melepaskanku , dia agak terdorong dan menatapku bingung
"Kenapa Sabina ?" tanya Zayn bingung
"Ohh tak ada , kita dikamar berdua dan berpelukan aku takut orang lain akan berpandang aneh-aneh" ucapku gugup dan bohong
"Ohh .. maaf kalau begitu" ucap Zayn yang sudah tak lagi menangis 
"kurasa ini sudah malam Zayn , kau harus pergi ke kamarmu untuk tidur" ucapku tanpa menatapnya , kulirik wajahnya ia terlihat sangat bingung . Aku mengerti .. ini pasti mengagetkannya karna sebelumnya kami baik-baik saja .. tapi .. maafkan aku Zayn 
"Okay .. kalau begitu selamat malam dan have a nice dream" ucapnya masih bingung , ia berjalan dengan tongkatnya dan menutup pintu . Aku tak menatapnya dan menjawabnya .. aku kembali teringat ke kejadian tadi siang , kejadian yang sangat menyakitkan hatiku bukan hanya hatiku tapi menjalar ke seluruh tubuhku . Maafkan aku Zayn , aku tak mau kau terus membuat aku lebih mencintaimu lagi . Aku minta maaf ..

Bisa kurasakan air mata mulai mengalir di pipiku .. terus mengalir .. hingga aku .. tertidur kembali ..


***

Suara alarm membangunkanku dari tidurku yang nyenyak meskipun suasana hatiku sedang rumit . Aku bisa merasakan hembusan angin pagi dari jendela . Aku segera pergi ke kamar mandi dan jika sudah selesai segera pergi ke ruang makan hotel seperti biasa .

Aku segera menuju ruang makan dan bisa kulihat ada the boys (kecuali Zayn) dan Josh disana , aku menuju meja mereka dan bergabung . Diana dan Ellie sepertinya sudah pulang dan bekerja lagi . Aku segera duduk di sebelah kak Liam yang sudah menyiapkan makanan kesukaanku . 
"Kau kenapa sayang ? kau terlihat murung ?" tanya kak Liam sambil emrangkulku seperti anak kecil , aku hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum
"Kudengar kaki Zayn sudah mulai sembuh , dan dia sedikit sudah bisa berjalan normal !" ucap Louis 
"Benarkah ?" tanya Niall "Wah baguslah kalau begitu ! kita bisa langsung memulai Tour , benar ?" lanjutnya
"Yeah kuharap begitu mungkin 2 hari lagi dia sudah bisa berjalan seperti biasa lagi" jelas Louis

Aku ikut senang mendengarnya .
"Tadi mama menelpon dia bilang kalau dia sangat merindukanmu dan mama kesepian dirumah" ucap kak Liam sambil memakan makanannya . Aku sedih mendengar itu .. aku juga sangat merindukan mama , aku sedih .. selama aku berada disini aku tak memikirkan mama dan asyik sendiri bersama idolaku . 
"Jadi kau sudah akan pulang ?" tanya Harry terdengar sedih
"Kurasa besok atau lusa aku akan pulang"
"Tapi bukankah mama menyuruhmu untuk ikut aku tour ?" tanya kak Liam
"Aku rindu mama , kasian mama gak ada yang bantu dirumah" jelasku
"Kau memang adik yang baik Sabin" sambil mensenyumiku penuh sayang , aku membalas senyuman kak Liam . Huuuh sungguh berat meninggalkan the boys dan semuanya yang ada disini .

"Pssshh" ucap seorang lelaki di sebelah kiriku berbisik
"Apa Niall ?" tanyaku sambil berbisik juga
"Begini , aku mau mengungkapkan perasaanku pada Bonnie , bagaimana menurutmu ?" tanya Niall berbisik
"benarkah ? itu sangat bagus ! aku mendukungmu Niall, dan aku harus ada saat momen itu" jawabku senang sambil setengah berbisik . Niall kembali meluruskan badannya yang tadinya membungkuk karena mau berbisik .

"Kau tahu kurasa Esther berubah akhir-akhir ini , dia menjadi lebih baik .. kau tahu .. dia sudah tak begitu galak .. cenderung mulai seperti Alyson" ucap Louis , aku tak memperhatikan tapi aku mendengarkan dengan seksama
"Tapi tak ada yang bisa menandingi Alyson !" ucap Harry tinggi
"Aku tahu Harry , tenang saja" ucap Louis sambil tertawa
"Ya sudah kalau begitu kita kunjungi Zayn saja seperti biasa , dan kurasa Esther sedang menyuapi Zayn makan" ucap Josh
"Okee" ucap the boys serentak
"Kau mau ikut Sabina ?" tanya Josh , aku menatapnya , dia sedang tersenyum saat bertanya padaku
"yeah i'd like to" jawabku sambil tersenyum canggung . Aku tak tahu kenapa tapi aku benar-benar gugup menemui Zayn .


***

Selesai makan aku , the boys dan Josh segera menemui Zayn , aku berada paling belakang bersama Josh disana .
"Kau kenapa ?" tanya Josh "Kau kelihatan yeah ada masalah .. kau terlihat ragu"
"Tak apa Josh , aku baik , nothing's wrong" ucapku canggung
"Okay"

Tak berapa lama kami sampai di kamar Zayn , pintunya terbuka .
"Ssssh guys ! look at that" ucap Louis berbisik . Semua mulai menyembunyikan diri dibalik dinding , aku tak tahu kenapa . Aku mendekati pintu kamar Zayn agar bisa mengintip , dan kulihat ..

"Zayn dan Esther ? cinta lama bersemi kembali haha" ucap Niall berbisik . Jantungku terasa amat sakit , bisa kurasakan sakit hati ini , dadaku sesak seperti tidak bisa bernafas . Aku sangat membenci ini .. Bisa kulihat Esther sedang tertawa bahagia bersama dengan Zayn , ia sedang membantu Zayn berjalan tanpa tongkat , mereka terlihat sangat bahagia ! tapi aku .. aku tak bahagia ! ini bukan yang aku mau !

Aku menjauhi kerumunan the boys yang sedang usil mengintip mereka ! Aku pergi menjauhi yang lain dan saat didepan Josh .. aku tak tahan lagi .. aku menangis .. bisa kurasakan air mata membasahi kedua pipiku .. Josh melihatku dengan bingung namun terlihat tak tega padaku .. aku pergi menjauhi Josh , aku pergi ke kamarku .. berlari menuju ke depan jendela tanpa menutup pintu ..

Air mata semakin membasahi pipiku .. aku tak percaya aku seperti ini .. lelaki yang aku cintai karena aku sangat mengidolakannya sekarang membuatku menangis .. Zayn .. aku sangat mencintaimu ..
"Sabina ?" ucap seorang lelaki di belakangku , aku kaget dan cepat-cepat menghapus air mataku "boleh aku masuk ?" tanyanya , aku hanya menganggukkan kepala masih terisak , tanpa memandang siapa lelaki itu . Tanpa kusadari ia sudah mendekatiku dan tepat di sampingku . Lelaki yang selalu bersikap dewasa dan sangat dekat dengan the boys .. Josh ..
"Kau mencintai Zayn ?" tanyanya lembut . Aku hanya memalingkan wajah dari Josh agar dia tak bisa melihat aku menangis "Aku tau .. aku bisa lihat" ucapnya
"Jangan sok tau" ucapku sinis
"kalau begitu kenapa kau menangis ?" tanya Josh masih lembut
"I'm not ..." Josh menatapku serius aku tak mengerti saat aku menatap matanya , ia sangat peduli padaku .. kenapa aku tak pernah lihat itu ?
"Kau menangis karena Zayn .. kau mencintainya .. bilang saja Sabin , aku takkan bilang siapapun" ucapnya lembut
"Yeah .. aku sangat mencintainya .. sejak pertama kali aku tinggal di hotel ini , bisa dibilang 5/7 hari yang lalu aku mencintainya .. aku tak menyangka bisa seperti ini .. aku baru tinggal beberapa hari tapi aku sudah mencintainya lebih dari apapun" ucapku masih menangis "maaf.. aku me--mang se-lalu mena-ngis" ucapku terisak 
"Aku bisa mengerti itu .. aku juga begitu pada seorang wanita , baru sebentar aku bertemu dengannya .. aku sudah jatuh hati" ucap Josh lembut
"Siapa wanita beruntung itu ?" tanyaku sambil sedikit tertawa untuk menghibur diriku sendiri
"Seseorang .. hihi" jawab Josh tertawa kecil 
"Apa the boys melihat aku menangis ?" tanyaku masih sedikit terisak
"Tidak .. tenanglah .. hanya aku" jawabnya lembut
"Baguslah .. dan aku mohon jangan beritahu siapapun .."
"Bagaimana bila kuberitahu Zayn ? agar dia tahu seberapa besar dia mencintaimu .. dan .."  
"JANGAN !!" ucapku keras membuat Josh kaget "Maaf .. maksudku .. jangan .. aku tak mau dia tahu .. karena dia tak mencintaiku .. dia mencintai orang lain .. Esther .. biarkan perasaan cintaku ini hanya menjadi .. rasa yang tak terbalas .. kau tahu .. " aku tak bisa melanjutkannya aku menangis .. aku menyembunyikan tangisanku dalam kedua tanganku .. tiba-tiba aku merasa sepasang tangan memelukku , aku berada di pundaknya .. aku bisa merasakan bagaimana dia memelukku lembut dan membuat tangisanku semakin menjadi .. Josh .. kau memelukku ? .. 
"Josh .." ucapku bingung , aku mulai mengadah .. aku bisa melihat matanya menatapku penuh perhatian "kenapa ..."
"Aku memelukmu ?" jawabnya langsung "kau tau jika ada seorang wanita menangis ..ia hanya membutuhkan pelukan dan itu akan membuatnya lebih baik" jawabnya tanpa canggung
"Jadi kau memeluk semua wanita yang menangis di depanmu ?" tanyaku mulai menormalkan cara bicaraku
"Tidak hanya sebagian yang aku kenal .. dan hanya yang cantik saja" 
"haha dasaaar !" ucapku mulai tertawa 
"kau lebih baik tertawa daripada menangis ! wajahnya jelek kalau menangis" ucapnya tertawa 
"benarkah ? semua orang selalu bilang aku cantik tau !" ucapku bercanda
"Ohh ternyata pede-nya bisa keluar juga!" ucapnya bercanda , aku mencubit perutnya dan dia hanya berkata 'aww' dengan mimik wajahnya yang lucu ! haha lucu sekali ! 

Josh .. dia bisa membuatku tertawa dan sedikit melupakan Zayn . Kukira hanya Zayn yang bisa membuatku senang .. ternyata Josh orang yang ramah baik dan sangat perhatian juga dewasa .. aku senang bisa mengenalnya Josh Devine ! aku akan selalu mengingat nama itu !


***

GO TO PART IX

One Direction Fanfiction : You're Not For Me (Part VII)

You're Not For Me

Chapter VII : Barbeque Party


Pagi menyambutku dengan teriknya , seperti biasa .. aku terbangun pukul 06.00 AM  .. Neko selalu membangunkanku dengan jilatannya ...

Aku segera beranjak dari tempat tidurku dan segera pergi ke kamar mandi .. Setelah mandi aku keluar dari kamarku dan berencana untuk liat-liat ke sekeliling hotel . Aku melihat kak Liam dan Diana yang sedang mengobrol dengan Louis di ruangan tamu di lantai 5 . 
"Selamat pagi Sabina !" Sapa Louis
"Selamat pagi Loui" jawabku
"Kamu sudah makan Sabin ?" tanya kak Liam sambil tersenyum ramah
"Sudah kok kak"
"Wah adikmu ini cantik sekali yaa Liam" ucap kak Diana "Ayo gabung dulu sini" ajaknya

Aku segera mendekatinya dan duduk di samping kak Liam .
"Emm jadi ga enak nih , malah jadi penganggu yang lagi pacaran hehe" ucapku
"Haha engga kok sayang" ucap Diana
"Oiya , Adikku sayang .. aku minta tolong dong .. hehe" ucap Kak Liam sambil merangkulku penuh cinta .. pasti ada maunyaa
"Apaan sih kak ? tolong apa ?" tanyaku
"Ini beliin dong daftar belanja ini di supermarket , kalo kakak yang beli nanti malah lama dong , kan pasti ketemu Directioners" ucap kak Liam sambil menunjukkan secarik kertas berisi daftar belanjaan
"Yaah kaka ! emangnya asisten kak Liam ga mau ngebeliin apa ?" ucapku sinis
"Sayang , aku gak berani ah , dia kan kaya macan nanti kalo kaka digigit gimana ? hii" ucap kak Liam setengah tertawa
"Babeeee!" ucap Diana sambil mencubit perut kak Liam pelan
"Hehe maafkan aku sayang .. habisnya aku benar-benar kesal" ucap kak Liam sambil tertawa "Nah ayolah adikku sayang plisss kumohon" ucap kak Liam manja 
"Oh oke .. baiklah terserah .. tapi uangnya dari kaka" ucapku sebal
"Haha tentu adikku sayang" ucap kak Liam sambil mengeluarkan uang dan memberiku daftar belanjanya
Aku mengambilnya dan sedikit kaget "Ha ? sebanyak ini kah ?" ucapku melihat daftar belanjaan yang amat banyak itu
"Hehe iyaa .. Soalnya kekasih kami yang cantik ini dan the boys akan mengadakan pesta barbeque nanti malam , di belakang hotel kan ada tempat yang kaya taman belakang gitu , bagus deh buat dijadiin tempat pesta Barbeque" jelas kak Liam
"Kalau kau mau , kau bisa diantar seseorang" ucap Louis ramah
"Ahh tak usah , aku bisa sendiri" ucapku sambil tersenyum sedikit malas
"Adikku yang satu ini memang mandiri" ucap kak Liam sambil mengecup kepalaku penuh cinta , aku langsung mendorongnya
"Aaah kaka !" ucapku sambil merapikan rambutku , semua di ruangan tertawa membuat aku malu

Aku langsung pamit dan segera berangkat untuk membeli makanan .. Kamar itu .. kamar Zayn .. pintunya terbuka .. Sedang apa Zayn ? apa dia sudah sehat ? sesuatu dalam diriku memaksaku untuk melihat ke kamarnya , tapi aku takut .. pasti nenek sihir Esther itu akan cemburu dan marah besar padaku .. tapi apa peduli ? toh Esther tak punya hak untuk mengusirku dari kehidupan Zayn , dia hanya MANTAN Zayn .. 

Aku semakin dekat dengan kamar Zayn , aku segera mengintip , Zayn sedang mengurus tongkatnya , dia melihatku .. dan
"Hai Sabina" ucap Zayn ramah , ia memakai tongkatnya dan mendekatiku
"Hai" ucapku berusaha untuk tidak gugup tapi tetap .. jantungku terus berdegup kencang
"Sedang apa ? mau kemana ? kenapa kau tak menjengukku ?"
"Aku mau belanja dulu hehe"
"Oohh pasti untuk pesta Barbeque ya ?"
"Ya begitulah .." ucapku
"Kenapa kau tak menyuruh orang saja ? kenapa harus kamu ?"
"Aah sudahlah tak apa , aku senang bisa membantu" ucapku berusaha untuk biasa seperti aku berbicara dengan Harry tapi tetap saja itu sangat sulit
"Kau baik sekali Sabina .. aku kagum" ucapan Zayn membuatku pipiku menjadi merah
"Ohh ya .. bagaimana dengan Jade-mu ?" tanyaku .. seketika wajah Zayn yang tersenyum menjadi terlihat sedih dan menundukkan kepala 3 detik lalu mengadah dan tersenyum kembali namun aku yakin itu adalah fake smile "Maafkan aku  Zayn .. aku tidak bermaksud begitu" ucapku cepat-cepat
"Tak apa ... Jade .. dia tak memberi pesan apapun kepadaku sejak kemarin malam .. aku tak mengerti .. maksudku tidak biasanya " ucap Zayn murung
"Ohh.. aku turut sedih .. maafkan aku"
"Sudahlah berhenti untuk minta maaf .." ucap Zayn sambil tersenyum , aku menunduk merasa bersalah tapi Zayn berkata kembali "Oh ya kau pergi dengan siapa ?" tanyanya biasa lagi
"Tidak dengan siapa-siapa"
"Kalau begitu aku akan mengantarmu" ucap Zayn senang
"Tidak ." ucap seorang wanita yang tak jauh dari kami , seperti biasa .. Esther .. aku tak tahu kenapa dia selalu ada disaat aku sedang bersama the boys , aku benci itu .. Dia sedang membawa kantung , terlihat seperti kantung yang berisi makanan ..  

Aku memandangnya dengan wajah benci .. kurasa ia-pun begitu , dia mulai mendekatiku dan Zayn , dan 2 langkah lagi .. dia sudah sampai
"Zayn kau tak bisa mengantarnya .. maksudku , kau sedang sakit , kau takkan bisa membawa mobil dan .. bagaimana kalau Directioners menyerangmu ?" ucap Esther dengan nada khawatir tapi terdengar seperti hinaan untukku
"Tidak akan apa-apa , aku hanya kasihan jika Sabina pergi sendiri"
"Kasihanilah dirimu sendiri Zayn .. Kurasa Miss.Payne mandiri jadi .. kurasa tidak apa-apa jika dia sendiri , benarkan Miss.Payne ?" ucap Esther dengan nada sinis
"Tidak aku ... "
"Sudahlah .. " ucapku memotong pembicaraan Zayn "Itu benar Esther , maksudku .. lebih baik aku sendiri saja itu sama sekali tak masalah" ucapku cepat agar tak menimbulkan perdebatan , aku merasa aku sangat marah dan ingin menampar Esther , tapi tak bisa .. aku tak bisa marah di depan Zayn .
"Baguslah kalau begitu .. kurasa kau sadar diri" ucap Esther sambil tersenyum sinis , dia memandangku penuh benci , Zayn terlihat bingung , ia ingin bicara tapi sepertinya dia bingung mau bicara apa "Dan Zayn aku membawakan makanan untukmu" ucap Esther tersenyum manis namun ia tetap terlihat menyebalkan
"Ohh terima kasih banyak Esther.. " ucap Zayn lembut sambil mengambil makanan yang dibawakan Esther .. 
"Eits .. kamu tidak boleh makan sendiri .. aku akan menyuapimu , oke ?" ucap Esther sambil tersenyum , Zayn terlihat tidak suka namun ia mengangguk .. kurasa dia pasrah . Esther mengajak Zayn untuk masuk ke kamarnya , Zayn hanya tersenyum mengatakan 'iya' .. tapi aku sangat yakin bahwa dalam dirinya , ia berkata 'tidak' .. 
"Sabina .." ucapnya , aku mengadah melihatnya "So Sorry" ucap Zayn terlihat menyesal 
"That's ok" ucapku sambil tersenyum , Zayn lalu duduk di kursinya , Esther melihatku dengan amat sinis penuh benci , ia menutup pintunya sesudah ia berbisik "Silahkan belanja Miss.Payne .. kau layak menjadi emm Nanny , daripada menjadi adik Mr.Payne" .. tentu saja aku ingin menamparnya namun ia terlanjur menutup pintu . Huuh aku sangat kesal ! aku sangat benci wanita itu , ingin sekali aku menyebutnya 'jalang' tapi aku tak mungkin bicara kasar seperti itu .. tapi aku sangat membecinya ! sangat sangat membencinya ! .. ucapku sambil menggerutu keras , hingga seseorang menepuk pundakku sontak aku kaget
"Ohh Josh .. kau mengangetkanku" ucapku bersuara tinggi
"Hehe maaf , lagian sedang apa kau ? sambil kesal-kesal sendiri begitu?" tanya Josh
"Emm aku lagi mau pergi belanja , untuk pesta barbeque , kau diundang ?"
"Yeah tentu sajalah ! , kalau semua teman dekat 1D seperti gitaris seperti itu tidak mengambil liburan bersama keluarganya pasti mereka ikut , mereka juga kan sudah seperti sahabat the boys" ucap Josh jelas
"Ohh okelah kalau gitu" ucapku berusaha melupakan kejadian tadi
"Kau pergi dengan siapa ?" tanya Josh
"Tidak dengan siapa-siapa , memangnya kenapa ?" tanyaku
"Aku akan mengantarmu jika kau mau"
"Ahh tidak usah nanti merepotkan" ucapku tersenyum .. sebenarnya sih aku mau hehe
"Sudahlah tak apa , kau kan biasa merepotkan" ucap Josh sambil bercanda , aku memukulnya pelan lalu mengangguk berkata "ya sudah kalau begitu"

Aku dan Josh turun menuju basement untuk mengambil mobil Josh , aku amat canggung .. tidak biasanya , padahal aku sudah biasa pergi dengan banyak lelaki tentunya mereka sahabatku , dan kurasa Josh sudah seperti sahabat sekaligus kaka untukku , dia amat baik dan perhatian , aku menyukai drummer 1D yang satu ini . 

Josh membukakan pintunya menandakan aku harus masuk mobil . Tak lama aku sudah berada di mobil .. dengan Josh .. aku amat canggung dan speechless , tapi ahh... aku tak mengerti .. 
"Kau kenapa ?" tanya Josh sambil melihatku , itu membuatku kaget dan menjadi salah tingkah
"Tidak .. tidak .. tidak apa-apa hehe , maksudku lihat mobil itu bagus !" ucapku salah tingkah
"Sabina .. kau ini sangat cantik , tapi sepertinya punya gangguan saraf ya ?" ucap Josh heran , itu membuatku sangat malu . Aku tak mengerti kenapa aku bicara tentang mobil yang sama sekali tidak bagus , memalukan sekali .. aku ingin menangis 
"Haha sudahlah tidak apa-apa .. aku hanya bercanda" ucap Josh sambil tertawa geli
"Itu tidak lucu tau !" ucapku keras
"Yee ngambek , jangan ngambek lho nanti cantiknya ilang !" ucap Josh menghibur , membuat wajahku terasa memerah "haha wajahnya merah tuh !" ucap Josh menyindir
"Ihh Josh!" ucapku kesal sambil menggosok wajahku dengan tangan agar tidak merah 
"eeh eeh jangan ! biarin aja !" ucap Josh sambil menarik tanganku untuk berhenti menggosok wajahku .... Josh ... memegang tanganku ? ... tangan Josh sangat lembut , aku bisa merasakannya , hangat ... jantungku berdegup kencang seperti saat aku bersama Zayn .. aneh ..... ..... Aku bisa melihatnya sedang menyetir dengan satu tangan dan tangan satunya memegang pergelangan tanganku ............. tunggu .... apa maksudnya ? kenapa jadi begini ? aku segera menarik tanganku keras dan itu membuat Josh kaget
"Ohh .. maaf" ucap Josh terlihat canggung , aku tak tahu harus menjawab apa , aku juga jadi merasa bersalah membuat Josh jadi tak enak begitu ..

Di perjalanan menuju supermarket yang tidak begitu jauh itu , aku dan Josh melewatinya dengan berbincang biasa layaknya sahabat , namun aneh .. aku masih bisa merasakan tangannya saat memegang tanganku .. sangat aneh .. 
"Yee kita sudah sampai , tinggal parkir" ucap Josh yang memakirkan mobilnya di basement sebuah Mall , sepertinya ada supermarket juga didalamnya haha tentu saja !

Aku dan Josh segera keluar dari mobil dan pergi ke lift , menekan tombol '4' dan menunggu .. 
8....7....6.......5...... yeaaah 4 
"Here we go ... coba lihat daftarnya.." ucap Josh , aku segera memberikan daftar belanjaannya
"Emm ... kita bagi dua saja yaa , aku cari nomor 1-15 kamu nomor 16-27 , oke ?" aku mengangguk , kurasa itu cukup adil hihi
Aku segera mencari barang yang harus dibeli , terkadang aku bertemu dengan Josh haha lucu rasanya dia selalu berpura-pura ingin berkenalan .. dia orang yang lucu .. Josh

Setelah beberapa lama aku segera pergi ke kasir , sepertinya Josh sudah selesai membeli barang 1-15 , kami segera membayar belanjaan yang amat banyak itu ..
"Ehh kita ke toko baju dulu yuu , aku mau beli T-Shirt nih " ucap Josh , sebenarnya aku malas tapi mau gimana lagi ? Josh sudah sangat baik mau membantuku , aku tak bisa menolaknya begitu saja , akhirnya aku putuskan untuk berkata 'iya' dan kami langsung menuju toko baju yang menjual aneka baju untuk lelaki dan wanita . Aku dan Josh segera masuk ke Toko itu
"Heeii !" ucap Josh kepada seorang wanita penjaga toko , ia amat cantik , meski hanya memakai T-shirt dan jeans ia nampak elegan , rambutnya sebahu , berwarna coklat nan indah .
"Oh heei Josh , lama tak kemari" ucap wanita itu sambil memeluk Josh singkat
"Yeah begitulah"
"Ku dengar the boys gagal mengadakan tour , ya ?"
"Ohh tidak , tour-nya hanya ditunda saja , setelah kaki Zayn dan kesehatannya pulih , Tour akan dilanjutkan" jelas Josh ramah
"Baguslah kalau begitu , ohh iya bilang ke Zayn semoga cepat sembuh ya" ucap wanita cantik itu , tampaknya dia sudah lama kenal dengan Josh .. mereka tampak amat akrab
"Siap tuan putri" ucap Josh bercanda
"Haha , dan siapa gadis cantik ini ?" tanya wanita cantik itu
"Emm aku Sabina , adik dari Liam Payne" ucapku 
"Ohh hai , pantas saja kau cantik , kau adik dari Liam ! namaku Janetta , tapi kebanyakan memanggilku Jane" ucap Jane ramah
"Nama yang cantik , nice to meet you" ucapku
"Thanks , nice to meet you too" balasnya "So , apa yang mau kau beli Sabina ?"
"Tidak ada , hanya Josh yang mau membeli T-Shirt katanya"
"Ohh , kalau begitu ikut aku saja Josh , aku punya model terbaru , dan kurasa kau akan suka .. lewat sini" ucap Jane , Josh mengikutinya 

Aku melihat lihat sekeliling , semua baju itu tampak sangat bagus .. Penglihatanku tertuju pada dress yang simple di depanku , dress itu bukan dress pesta , dress selutut dan lengan pendek , berwarna ungu muda yang amat bagus , aku amat menyukai dress , karena membuatku merasa seperti wanita cantik .. aku ingin membelinya .. Aku mendekati dress itu sambil memegang kainnya , sepertinya dari sutra , lembut sekali .. Aku sangat suka dress ini . Tapi aku meninggalkan uangku di rumah , bodohnya ..
"Heh" ucap Josh mengagetkanku
"Sudah selesai ?" tanyaku
"Sudah nih" sambil menunjukkan 3 buah T-Shirt
"Ohh baguslah"
"Dress yang cantik"
"Kenapa ? kau ingin membelinya ?" tanyaku
"Iya .. aku ingin membelikan ini untuk pacarku" ucao Josh
"Kalau begitu beli saja" ucapku , sebenarnya aku tak mau dress ini dibeli , aku ingin dress ini jadi milikku ..
"Baiklah , Jane aku mau yang ini ya" 
"Okay" ucap Jane sambil melepaskan dress itu dari patungnya .. Sial gaun yang aku mau itu malah sudah dibeli , menyebalkan

Josh segera membayar T-Shirt dan Dress itu  , setelah berpamitan dengan Jane , kami langsung menuju basement untuk mengambil mobil dan pulang , kulihat jam tangan .. waktu sudah menunjukkan pukul 3.45 PM . Setelah beberapa lama akhirnya kami sampai di hotel , perjalanan kami lewati dengan mengobrol apapun tentang the boys , dan sepertinya Josh tidak bete .

Aku dan Josh segera menuju lift dengan tertawa karena lelucon yang dikatakan Josh saat di mobil . Josh orang yang ramah dan lucu , aku menyukai itu . Aku segera keluar di lift saat mencapai lantai kamarku ..
"Yup kau sudah sampai !" ucap Josh saat di depan pintu kamarku
"Oke aku mau ganti pakaian lalu membantu Diana dan Ellie untuk mempersiapkan apa yang harus dipersiapkan saat pesta Barbeque"
"Baiklah" ucap Josh
"Oke bye" ucapku sambil mau menutup pintu tapi..
"Tunggu !" ucap Josh sebelum aku menutup pintu , aku kembali membukanya
"Ada apa Josh ?" tanyaku
"Nih" ucap Josh sambil mengulurkan dress yang tadi dibeli di toko Jane , jelas aku kaget , aku tak mengerti
"Maksudnya Josh ? bukankah itu untuk pacarmu ?"
"Inginnya sih begitu , aku ingin memberi ini untuk pacarku , tapi aku tak punya pacar , kalau begitu ini untukmu saja" Jelas Josh , aku kaget sekaligus senang , tapi aku tak mau langsung menerimanya , Josh sudah terlalu baik padaku
"Ahh sudahlah Josh , berikan saja itu pada orang lain , kau sudah terlalu baik"
"Aku tau kau menyukai dress ini , ambillah" ucap Josh , sambil menarik tanganku dan menyimpan dress itu ditanganku , lalu melambaikan tangan singkat dan pergi ke kamarnya .. Josh memang aneh

Aku menutup pintu kamarku sambil mengangkat bahu , bingung .. kenapa Josh bisa sebaik itu ? tapi yaa dia memang sudah baik juga sih . Aku segera mandi dan mengganti bajuku dengan baju berlengan panjang dengan celana jeans panjang .. Cukup simple , soalnya selama di hotel aku pakai dress mulu .

Aku segera ke belakang hotel untuk membantu Diana dan Ellie .. Mereka terlihat kompak menyiapkan makanan , the boys hanya bernyanyi dengan gitarnya .. Aku tertuju pada Niall , ia terlihat sumringah dengan gitarnya itu .
"Hey Niall" sapaku
"Hey Sabina" jawabnya
"Kenapa senyum-senyum begitu ?" tanyaku
"Bonnie diundang ke pesta Barbeque !!" ucap Niall senang
"Benarkah ? itu bagus !" 
"Yeah sangat bagus ! aku sangat tak sabar" 
"Tentu saja kau sangat senang" ucapku , aku melihat ke arah Zayn yang sedang duduk di batu besar sambil melihat ponselnya , wajahnya terlihat murung
"Aku tak tahu kenapa tapi Jade tak menghubunginya akhir-akhir ini" jelas Niall yang menangkapku sedang memperhatikan Zayn , itu membuatku salah tingkah , tapi Niall terlihat biasa saja dan tidak menyindir apapun .. Niall memang pengertian
"Hey Sabina" ucap seseorang yang langsung merangkulku cepat dan erat .. Harry ..
"Harry !" ucapku kaget 
"Kenapa kau tak bilang kau belanja ? aku akan bersedia mengantarmu !" ucap Harry terlihat sedih yang dibuat-buat
"Aku sudah diantar Josh ..." ucapku singkat
"Apa ?! , oohh ternyata Josh mencoba untuk mendekatimu juga ? berarti dia sainganku !" ucap Harry kekanak-kanakan
"Harry ! Josh tak mendekatiku , maksudku dia pria yang sangat baik" ucapku
"Jadi maksudmu aku tak baik ?" tanya Harry sedih , sekali lagi di buat buat
"Harry , tentu saja kau sangat baik !" pujiku , Harry merangkulku lebih erat bahkan bisa dibilang ia memelukku , kak Liam hanya tertawa melihatku berbeda , biasanya aku canggung saat bersama the boys .. Disaat bahagia itu , aku melihat seorang lelaki setengah baya , dan lumayan berisi bersama Josh .. nampaknya aku kenal lelaki setengah baya itu , ia sering ada saat konser the boys berlangsung .. aku ingat-ingat siapa yaa ?

"PAUL !!!" ucap Niall senang , langsung menuju Paul dan memeluknya seperti bertemu ayah sendiri . Aku ingat Paul , dia bisa dibilang Guide 1D , dia sangat baik dan sangat perhatian pada the boys , andai aku bisa mengenalnya lebih dekat sepertinya menyenangkan .. Semua the boys terlihat sangat senang saat Paul datang , mereka bahagia .. tapi terlihat seperti anak kecil , aku ingat saat kak Liam pingsan , Paul lah yang menolongnya ..
"PAUL !! aku senang kau datang" ucap Harry yang sudah sampai ke dekat Paul tanpa aku sadari
"Woaah hahahaha , aku senang bisa datang ! bagaimana keadaan Zayn ?" ucap Paul yang langsung melihat Zayn yang murung itu , aku masih terduduk di kursi , Paul tak melihatku padahal aku ingin sekali di kenalkan pada Paul

"Hello Zayn , bagaimana keadaanmu ? biasanya kau ceria saat aku datang , dan sering menjahiliku" ucap Paul ramah , duduk di samping Zayn dan merangkulnya
"Sudah baikan kok .." ucap Zayn sambl tersenyum lesu pada Paul
"Woah woah , aku tak mengenal senyuman itu" ucap Paul "Ayolah ada apa ?" tanya Paul 
"Tak ada apa-apa .." 
"Tak biasanya Zayn .. ayolah ada apa ? soal gadis cantik yang bernama Jade itu ya?" ucap Paul setengah berbisik 
"well , yeah .. " ucap Zayn lesu

Aku tidak mendengar apa yang mereka bicarakan , mereka berbincang pelan , sepertinya itu privasi , aku penasaran .. Zayn menceritakan apa .. Aku memutuskan untuk membantu Diana dan Ellie memasak burger yang lezat untuk makanan ringannya nanti .. aku tak mengerti kenapa disebut makanan ringan oleh Diana .. -_-

Tak berapa lama , makanan yang sudah kami persiapkan hampir siap .. Paul sepertinya sudah berbincang banyak dengan Zayn .
"Baiklah boys .. aku pulang ke rumah ya , istriku memasak makanan spesial untukku !" ucap Paul terdengar seperti papah
"yaaah , kenapa pulang secepat itu ? apa kau tak mau ikut kami pesta barbeque ?" ucap Harry sedih
"Maafkan aku Haz , tapi istriku sudah menyiapkan makanan special untukku , aku akan jarang makan bersamanya saat kalian mengadakan tour" jelas Paul
"Ya sudah baiklah kalau begitu , hati-hati di jalan ya Paul" ucap Harry sambil memeluk Paul penuh sayang "Oiya , kau belum kenal dengan Sabina ya ?" ucap Harry sambil menarikku mendekatinya
"Ohh adiknya Liam itu ya ? cantik sekali" ucap Paul sambil mengulurkan tangannya
"Saya Sabina Mr..?" sambil menjabat tangannya
"Paul panggil saja Paul .. " ucap Paul senang , smabil melepaskan jabatannya
"Senang sekali bisa bertemu dengan anda .. kak Liam bilang anda orang yang sangat baik , dan kurasa itu benar" ucapku
"Senang sekali juga bertemu denganmu Sabina , benarkah Liam bilang begitu ?" ucap Paul sambil tersenyum melirik kak Liam , kak Liam terlihat tersenyum nyengir "Thanks kalau begitu" ucap Paul cepat
"Dia ini pacarku" ucap Harry sambil merangkulku erat
"Haha Harry , biasanya kau tertarik pada wanita yang sudah lebih tua" ucap Paul menyindir , the boys terlihat tertawa , kurasa itu benar juga 
"Baiklah terserah " ucap Harry terlihat ngambek
"Jangan ngambek , itu hanya bercanda" ucap Paul menenangkan "Oke aku sudah telat , see ya boys , bye !"
"Bye Paul !" ucap kak Liam , Niall dan Harry
"We love you Paul ! seeya" ucap Louis senang , Paul hanya tertawa mendengarnya , ia segera pergi dan sudah tak terlihat lagi
"Paul orang yang sangat baik ya" ucapku pada Harry
"Yeah .. i know right" ucap Harry yang tangannya masih merangkulku , aku segera melepaskan tangannya .. pandanganku tertuju pada Zayn , ia terlihat murung , aku ikut sedih melihat Zayn murung begitu .. sejak aku ke hotel ini belum pernah aku melihatnya sangat ceria seperti yang sering diceritakan kak Liam . .Aku tanpa sadar mendekati Zayn , aku tak tau apa yang merasukiku , tapi aku ingin bertanya .. ingin membuatnya tersenyum ..

"Zayn apa kau tak apa ?" tanyaku 
"Oh hai Sabina , aku tak apa .. kau tampak cantik" ucap Zayn , itu tak membuatku tersipu malu karena meski Zayn bilang begitu ia masih terlihat murung
"Zayn .. aku tau bagaimana perasaanmu .. tapi pernahkah Jade mengkhianatimu ?" 
"Tidak .. dia sangat baik dan mencintaiku .."
"Kalau begitu .. percayalah , mungkin dia ada urusan atau apa , jadi ia tak sempat menghubungimu" 
Zayn mulai tersenyum kecil "Hmm .. mungkin saja .." , aku mulai tersenyum senang melihat Zayn sudah tidak begitu murung , tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang hangat di tanganku .. lembut .. Zayn ? Zayn memegang tanganku "Terima kasih Sabina" ucapnya , jantungku berdegup cepat , wajahku berubah menjadi merah .
"Hey guys ! sebentar lagi pesta barbeque-nya dimulai" suara Diana mengagetkanku , aku takut jika the boys melihat mereka akan mengejekku , aku segera melepaskan tangan Zayn dariku pelan pelan agar tak menyakitinya
"Ayo Zayn , pestanya sudah akan dimulai" ajakku
"Yeah sebentar" Zayn segera bangkit dan memakai tongaktnya , aku membantunya saat berdiri , dia hanya tersenyum semu melihatku , aku jadi tidak enak , ingin sekali aku bercanda dengannya tapi sayang suasana hatinya sedang tidak mendukung . Aku segera mendekati the boys ditambah Josh yang sedang asyik mengobrol , aku berharap mereka tak mengejekku karena aku dekat dengan Zayn . Tunggu dimana Bonnie ? bukankah dia juga diundang ? aku melihat Niall , ia tampak gelisah dan melirik kanan dan kiri , pasti Niall mencari Bonnie .. aku segera duduk disamping Louis dan Zayn di sebelahku senang rasanya , aku kembali melihat Niall ia tampak memperhatikan ponselnya , kenapa ? aku pindah duduk dekat Niall agar bisa bertanya 
"Hei"
"Hei Sabin"
"Dimana Bonnie ?" tanyaku
"Dia tak datang" jawab Niall murung
"Kenapa ?"
"Lihat ini" ucap Niall sambil memberikan ponselnya , itu pesan dari Bonnie

From : Bonnie xxx

Hey Niall .. begini ... terima kasih atas undanganmu untuk pesta barbeque , tapi aku minta maaf sekali .. aku tak bisa datang ke pestamu , aku sedang ada masalah dan ini sangat menggangguku , aku tak bisa datang ke pesta barbeque-mu , karena suasana hatiku sedang buruk sangat buruk .. Aku minta maaf Niall .. sampaikan maafku pada the boys dan yang lainnya yaa xoxo

Aku kembali mengembalikan ponsel Niall , ia tampak sangat sedih . 
"Memangnya masalah apa hingga ia tak bisa datang ?" tanya Niall padaku , aku hanya mengangkat bahu karena memang aku tak tahu banyak tentang Bonnie , tapi yang pasti dia orang yang sangat baik .. aku menyukai wanita itu , dan aku sangat setuju jika suatu saat Niall akan berpacaran dengan Bonnie . Tanpa kusadari aku melihat kesampingku .. Josh .. dia ada disampingku , aku tak menyadarinya sama sekali
"Hey Josh , terima kasih dress-nya" ucapku
"Ahh bukan apa-apa" ucapnya sambil tersenyum , manis sekali , dia ini sudah dewasa , yeaah seumur Louis , dia cocok sekali jika kujadikan kakak ..
"Jadi kau memberinya dress?" ucap Harry tiba-tiba memasuki pembicaraan
"Yeah begitulah , kenapa ?" tanya Josh setengah bercanda
"tidak ada , kau mau menjadi sainganku ?" ucap Harry dengan wajah serius namun terlihat bercanda
"Ohh sudahlah , Harry berhentilah pura-pura menyukaiku" ucapku
"Tidak Sabina ! aku benar-benar menyukaimu" ucap Harry keras , the boys dan lainnya menatapku dan Harry 
"Haha Hazza , kurasa kau lupa apa yang telah aku bilang padamu ?" ucap Louis
"Yeah tentu saja Lou , aku ingat , bahwa the boys tak boleh berpacaran dengan adik dari the boys , benarkan ?" ucap Harry "Bisakah itu dicabut , karena aku akan memacari Sabina !" ucap Harry lagi , kurasa tu hanya bercanda
"Haha dulu kau mau memacari adiknya Zayn , Waliyha yang cantik itu kan ?" ucap Louis , semua the boys tertawa 
"Yeah itu setengah benar" ucap Harry mengaku , aku hanya ikut tertawa , padahal aku tak tahu apa yang aku tertawakan
"Sudahlah Harry jangan dekati adikku , dekati saja orang tua baby directioners" ucap kak Liam bercanda , semua ikut tertawa .. kecuali Zayn , ia hanya tersenyum lesu mendengar ejekan itu , aku tak mengerti.. kenapa Zayn ? aku membencimu saat kau seperti ini Zayn .

Aku kembali duduk ke dekat Zayn karena malu dirayu oleh Harry terus menerus . Tak berapa lama Diana dan Ellie membagikan makanannya , Niall menyimpan gitarnya dan langsung menyabet makanannya dengan lahap .  Dasar Niall .. -_- aku tak mengerti kenapa tubuhnya tetap bagus , padahal ia tukang makan . Semua the boys terlihat mengobrol masing-masing . Aku hanya terdiam dan menunggu Zayn yang hanya diam saja dari tadi , aku tak mengerti kenapa dia sebegitunya dengan Jade ? Zayn memang tipe lelaki yang setia , aku tahu itu .
"Zayn kau tak apa ?" tanyaku
"Ohh , tidak .. aku tak apa .." ucap Zayn sambil tersenyum lemas , sepertinya dia masih kurang sehat , wajahnya pucat , makannya pelan sekali seperti tidak nafsu
"Zayn apa benar kau tak apa ?" tanyaku
"Benar , aku benar-benar tak apa" jawab Zayn , namun dari wajahnya tidak menjawab bahwa ia tak apa-apa 
"Zayn!!!!!!" ucap seseorang begitu keras dan tegas , membuat semua menjadi terdiam .. 
"Esther ?" ucap Zayn heran , Esther mendekati Zayn , Zayn mulai berdiri dengan tongkatnya , wajah Esther terlihat begitu merah , kurasa itu campur Marah dan menangis .. aku tak mengerti , yang pasti ia terlihat marah
"Zayn apa yang kau lakukan hah ?!" tanya Esther marah
"Aku hanya ikut pesta barbeque saja Esther" ucap Zayn , kurasa Zayn mulai sedikit tak enak
"Kau masih sakit Zayn ! aku tak mau kau menjadi lebih parah , apalagi bersama wanita ini !" ucap Esther , mulai terdengar isakan Esther
"Wow ada apa ini ?" ucap kak Liam mencoba menengah
"Diam Mr.Payne" ucap Esther sinis "Zayn , kau tak tau betapa khawatirnya aku padamu !" ucap Esther matanya menatap Zayn tajam
"Esther , seriously , i'm alright" ucap Zayn mencoba tenang
"Tapi kau masih sakit , kau tak boleh keluar dari kamarmu sampai keadaanmu baik ! saat ini keadaanmu sedang sangat lemah !!" ucap Esther keras cenderung menyentak
"Esther .."
"Zayn ayolah aku hanya ingin memberimu perhatian !!" ucap Esther menyentak
"Esther dengarkan !!" ucap Zayn keras "Aku tak apa , aku bukan anak kecilmu , oke ? aku bukan anak SMA yang dulu masih lugu dan selalu bergantung padamu ! aku berbeda dari Zayn-mu yang dulu !" ucap Zayn marah , aku baru pertama kali melihatnya marah , pandanganku beralih ke Esther , ia mulai terlihat sangat marah tunggu itu bukan marah maksudku .. matanya berkaca-kaca , ia mulai meneteskan air mata .. kukira Esther bukanlah orang yang mudah menitikkan air mata , tapi ia menangis , semua terdiam .. seperti hanya ada Esther , Zayn dan aku di tempat kami berpesta barbeque ini ..

"Esther..." ucap Zayn mencoba meraih tangan Esther , jantungku berdegup kencang .. Esther menangis lebih deras , ia memukul tangan Zayn , saat tangan Zayn mencoba menyentuh tangannya , Esther menutupi wajahnya dengan punggung tangannya , ia tidak seperti Esther yang aku kenal .. Esther yang aku lihat ini .. terlihat lemah .. seperti bukan Esther yang selalu tampak jahat dimataku ..
"Esther , maafkan aku .." Zayn mulai terdengar lembut kembali , Esther masih menangis terpaku di hadapan Zayn .. setelah mendengar beberapa isakannya Esther berlali menjauh , masuk kedalam hotel lagi masih menangis .. Zayn dengan sebisanya mengejarnya dengan tongkatnya .. Zayn terlihat merasa bersalah sekali .. 

"Emm oke ayo kita lanjutkan pestanya" ucap Josh memecah suasana sunyi , semua terlihat berpura-pura tak terjadi apa-apa .. tapi aku tidak , aku masih memikirkan Zayn dan Esther , apa yang terjadi dengan mereka ? setelah beberapa lama aku mulai berfikir

"Ehh aku mau ke kamar mandi yaa" ucapku
"Perlu diantar babe ?" ucap Harry merayu
"No thanks" ucapku segera masuk ke hotel , pura-pura sudah diujung tanduk , aku mulai lihat sekeliling , aku mencari Zayn .. saat aku mulai putus asa , aku mendengar isakan tangis seorang wanita dan lelaki yang sepertinya sedang menghiburnya agar tidak menangis .. Aku mengikuti suara itu , hingga di ruang tamu hotel yang berada di depan jendela aku melihat Esther dan Zayn yang menggunakan tongkat disana .. Aku mulai menyembunyikan diriku diantara dinding , mengintip sedikit dan menajamkan telingaku , aku mulai mendengarkan .. samar-samar ..
"Esther aku benar-benar minta maaf , aku tak bermaksud berkata seperti itu" ucap Zayn  , Esther mulai terisak lebih keras
"Kau berubah Zayn" ucap Esther sambil terisak

"Aku tahu , tapi kau tak bisa terus menganggapku Zayn-mu yang dulu" ucap Zayn berusaha terdengar ramah dan tak membuat Esther sakit hati
"Aku pernah bilang kan ? jika aku bertemu kembali denganmu , aku takkan melepaskanmu" ucap Esther , berhenti terisak dan terlihat menatap Zayn tajam
"Esther .. aku .."
"Zayn apa kau mencintaiku ?" tanya Esther mulai serius , Esther menatap Zayn tajam , aku mendengarkannya dengan lebih teliti , jantungku mulai berdegup kencang , Zayn memalingkan wajahnya dan menatap jendela pemandangan yang kosong , aku tak mengerti kenapa Zayn begitu "Zayn ja--waaab !" ucap Esther terisak dan menarik baju Zayn dan mendorongnya pelan , Zayn menundukkan kepalanya .. terdiam .. Esther mulai menangis lebih keras , melepaskan pegangannya dan menutup wajahnya yang mulutnya mulai terbuka menahan tangisnya agar tak terisak keras .. Isakan Esther mulai terdengar lagi 
"Esther .. aku--me--nyayangimu" ucap Zayn menatap kembali Esther yang menangis , Esther terdiam menatap Zayn , jantungku mulai berdegup kencang namun seperti ada duri yang menempel dalam diriku , tubuhku terasa lemas , aku merasa seluruh badanku panas , apa ini cemburu ? ..  Esther mulai berhenti menangis menatap Zayn dengan serius .. lalu .. mendekati Zayn dengan cepat dan tiba-tiba ! ia mulai mengalungkan tangannya di sekitar badan Zayn ! Zayn terlihat kaget , Esther menyembunyikan wajahnya di bahu Zayn ,, terdengar begitu pelan Esther berkata "Zayn , don't leave me" , Esther mempererat pelukannya membuat wajahku semakin panas , aku tak mengerti .. siapa sebenarnya yang genit ?! .. Zayn mulai memeluknya kembali namu tak seerat Esther , ia nampak bingung dan khawatir .. pasti Zayn tak menyukai Esther .. pikirku menyemangati diri ..
"Aku menyayangimu Zayn" ucap Esther mulai mengadah , tangannya masih dikalungkan di tubuh Zayn , Esther mulai mendekatkan wajahnya pada Zayn , jantungku berdegup lebih keras lagi , dia tak boleh mencium Zayn !!! , Aku lebih menatap mereka lebih tajam , Esther memejamkan matanya .. aku semakin panas ! aku ingin mendorongnya menjauh dari Zayn tapi aku tak bisa ! sedikit lagi ...... Zayn ? Zayn memalingkan wajahnya ke jendela , Esther mulai membuka matanya lagi , ia terlihat kecewa sekaligus malu 
"Apa itu sebuah penolakan ?" ucap Esther serius , ia mulai meneteskan air mata lagi , Zayn melepaskan pelukan Esther darinya , Esther terlihat bingung sekaligus kecewa , Esther menangis lebih keras ... hingga .. PLAKK !! tamparan keras mendarat di pipi Zayn , Esther menangis sambil berteriak
"Seharusnya kau tak bilang kau mencintaiku jika kau tak mencintaiku ! Apa karena gadis itu ?" ucap Esther keras
"Bukan" jawab Zayn pelan dan singkat
"Lalu apa ?!!" ucap Esther berteriak marah
"AKU SUDAH TAK MENCINTAIMU LAGI !!!" ucap Zayn marah , nadanya keras dan menyentak , Esther kembali menangis lebih keras .. PLAKK !! tamparan keras mendarat kedua kalinya di pipi Zayn , Esther berlari menuju kamarnya sambil menangis sangat keras , aku menyembunyikan diri saat ia mulai mendekatiku .. huh untungnya tak ketahuan .. Aku mulai mengintip kembali .. Astaga !! aku begitu kaget , saat aku mau mulai mengintip Zayn tepat melihatku .. aku merasa tak enak dan bingung , aku takut Zayn memarahiku , aah Zayn maafkan aku ..
"Emm , aku baru datang Zayn" ucapku , Zayn menatapku tajam , aku jadi takut "Baiklah aku mengaku , maafkan aku Zayn ,aku sangat minta maaf , tolong jangan benci aku" ucapku mulai menangis , sial menangis lagi menangis lagi ! 
"Tak apa" ucap Zayn singkat "jangan menangis" lanjutnya
"Zayn aku ..." ucapku bingung "maafkan aku" ucapku lagi , aku mulai malu dan tak enak pada Zayn , aku memang bodoh , aku mendekati Zayn untuk meminta maaf lebih langsung 
"Zayn kumohon , maafkan aku" ucapku lagi , Zayn tak menatapku ,aku semakin takut , ia menghadap ke jendela "aku benar-benar menyesal" ucapku lagi , aku menatap Zayn kembali , kulihat pipi sebelah kirinya merah .. tunggu .. Zayn menangis ? ..
"Zayn .. kau tak apa ?" ucapku mulai khawatir , Zayn menundukkan kepalanya menyembunyikan wajahnya "Zayn kau kenapa ?" aku mulai sangat khawatir , aku memegang pundaknya mencoba untuk mengetahui kenapa Zayn menangis  "Zayn ..?" ucapku lemah , aku mulai menangis melihat Zayn menangis , wajahnya merah , matanya berkaca-kaca 
"Sabina ?" ia memanggil namaku tiba-tiba
"Ada apa Zayn ?" tanyaku , aku mulai senang Zayn tak marah
"Apa aku pernah menyakitimu ?" tanya Zayn , matanya mulai mengeluarkan air mata .. membasahi pipinya yang ditampar Esther
"No .. of course not !" ucapku cepat melihat Zayn semakin menangis "Zayn , kau tak pernah menyakitiku sedikit pun aku ... sangat menyayangimu" ucapku gugup , Zayn terlihat mulai berhenti menangis , aku tak percaya .. ini pertama kalinya aku melihat Zayn menangis , ini sangat menyakitiku
"Maafkan aku .. aku tak pernah bermaksud untuk menyakiti siapapun yang sudah menyayangiku , aku memarahi Esther .. orang yang sangat berharga untukku .. aku ..." Zayn mulai berhenti , ia kembali menangis , aku memegang pundaknya agar ia lebih tenang dan berusaha untuk menghiburnya kalau dia tak bersalah sama sekali , aku yakin hatinya sedang sangat sensitif karena Jade itu , aku jadi merasa bersalah .. 
"Zayn.." ucapku , aku mulai memeluknya .. Aku tak tahu apa yang merasukiku tapi .. kurasa Zayn butuh pelukan hangat .. dari siapapun itu , aku mengalungkan tanganku di lehernya , ia mulai menangis "Zayn .. you always have my shoulder " ucapku lembut , Zayn menempatkan kepalanya di pundakku , dan meletakkan tangannya di punggungku .. dibawah rambutku , bisa kurasakan tangannya tepat di rambutku yang panjang ini .. Zayn semakin menangis , jantungku berdebar kencang . Zayn masih menangis .. bisa kurasakan air matanya membasahi bajuku .. kurasa jika paparazzi menangkapku akan sangat gawat ! bisa-bisa directioners meneror-ku .. Tapi aku masih ingin memeluk Zayn .. orang yang aku cintai sejak pertama kali aku ke hotel ini .
"am i an asshole ?" tanya Zayn masih menangis
"Of course not Zayn , don't said that !" ucapku mulai memeluknya sedikit lebih lembut , Zayn mempererat pelukannya .. Aku tak tahu .. tapi aku sangat senang sekali .. jantungku  berdegup cepat .. Tuhan terimakasih .. aku bisa memeluk orang yang aku cintai ini .. terima kasih .. 

Zayn .. Esther pantas kau buat seperti itu .. dia sudah keterlaluan ! dia tak pantas memberimu sebuah tamparan keras .. Zayn aku sangat mencintaimu .. bukan karena aku fans-mu .. tapi karena aku benar-benar mencintaimu .. aku sangat mencintaimu .. Setelah beberapa lama , Zayn mulai berhenti menangis , aku mulai melepaskan pelukanku darinya , Zayn terlihat mengusap pipinya yang basah karena air mata .
"Zayn .. jangan pernah salahkan dirimu , tak sepenuhnya salahmu .." ucapku menghibur . Betapa senangnya , kulihat Zayn mulai tersenyum .. membuatku ikut tersenyum senang .
"Thanks Sabina" ucap Zayn dengan cepat ia memelukku erat , aku sangat kaget tanganku ikut didekapnya .. aku sangat senang ! Tak berapa lama Zayn melepaskannya lagi , sungguh berat rasanya 
"My pleasure Zayn" jawabku .. masih terlihat gugup karena kaget . Zayn tersenyum kecil , aku yakin ia masih sangat sedih namun dia meyembunyikannya dalam senyuman lugunya itu . Zayn mengangkat tangannya dan berkata "bye , i wanna go to my room" sambil tersenyum , ia mulai pergi , aku menjawabnya dengan senyuman kecil seadanya karena aku tak bisa memikirkan dan mencerna  apa yang sedang terjadi tadi .. semua begitu indah , tak dapat kubayangkan sebelumnya . Awalnya kukira Zayn akan marah padaku , namun ia sama sekali tak marah , aku sangat senang .. senang sekali ! 

Aku berlari ke kamar , mengenang kembali pelukan Zayn yang humble itu .. dan mencoba untuk menutup mata sembari senyuman dengan mata terpejam .. hari yang begitu indah .. 

Thanks for all Zayn .. i love you !


...........................................................To Be Continued.........................................................


Go To Part VIII