You're Not For Me
Chapter V : The New Assistant
The boys satu persatu mulai pergi , hanya aku , Josh dan Harry yang tersisa . Aku merasa ada yang kosong disini , Alyson .. dia sudah kuanggap seperti kakak yang baik bagiku , dia sangat baik . Kurasa tak ada yang bisa menggantikannya . Josh mulai pergi ke kamarnya . Hanya Harry dan aku saja di ruangan depan lift , kami saling diam sesekali Harry membuka i-phone-nya .
"Kapan asisten baru itu akan datang ?"
"Entahlah mungkin besok , oh aku pasti akan merindukannya" ucap Harry dengan nada sedih , aku menatapnya "What ?" tanyanya terlihat aneh
"Nothing" jawabku sambil tersenyum geli , aku berjalan mau menuju kamarku , Harry mengikutiku sambil merangkulku layaknya sahabat lama
"Itu bukan Nothing , aku tahu kau memperhatikanku Sabina" ucapnya dengan nada curiga , aku tertawa kecil mendengarnya , kami berjalan semakin lambat "Sabina .." aku berhenti dan menatap Harry berusaha terlihat tak peduli "Aku tau kau mencintaiku !" dia mengatakannya dengan nada curiga , aku terdiam .. aku tertawa ..
"Ayolah Harry , tentu saja aku mencintaimu ! aku mencintai 1D !" aku semakin tertawa lepas
"Itu tak lucu ! maksudku , kau berbeda dari caramu melihatku" nadanya mulai serius , tatapannya pun serius , Harry masih merangkulku kami saling pandang "Hanya bercanda ! hahaha seperti itu wajah seriusmu !" ucapnya sambil nada bercanda , aku menarik napas sambil kesal .. Saat Harry tertawa tiba-tiba
"Heey ! Mr.Styles !" ucap suara wanita yang keras dibelakang aku dan Harry , kami segera berbalik .. Seorang wanita berambut sebahu , berwarna pirang , lurus , berpakaian seperti asisten kantor , langsing , dan sangat cantik . Terdengar samar-samar Harry berkata "Woow" .. Tapi .. apakah itu asisten baru the boys ? .. wanita cantik itu mendekati aku dan Harry
"Hello" ucapnya dengan nada yang tegas
"Maaf , anda siapa ?" tanya Harry dengan heran namun lembut
"Aku Esther , asisten sementara kalian .. Aku sudah membaca banyak buku tentang kalian , dan aku sudah berlatih di USA agar menjadi asisten artis yang handal , dan aku berhasil .. dan umurku 24 tahun" ucapnya dengan nada datar dan cepat juga tegas
"Senang bertemu denganmu" ucap Harry sambil mengulurkan tangannya , wanita yang bernama Esther itu-pun menjabat tangan Harry , pandangannya sekarang mengarah ke arahku
"Dan siapa kau ?" tanya Esther , sebelum aku menjawab ia sudah mulai bicara lagi "Oh kau ... emm Sabina Ginerva Payne , benar ? dan kau adik dari Liam Payne"
"Yeah , tapi bagaimana kau tahu ?"
"Kurasa semua Directioners-pun pasti tahu , apalagi aku .. aku seorang asisten 1D bagaimana aku tak tahu ?" dia melanjutkan pembicaraannya setelah jeda sebentar "Aku mengetahuinya dari buku 'One Dream , One Band , One Direction' , buku itu memasang fotomu di sana , dan kau terlihat lebih cantik difoto" sesaat aku tersenyum tapi tiba-tiba aku berwajah bingung
"Wow , That's so mean" ucapku dengan nada sedikit kesal , Harry pun terlihat sedikit kaget , tangannya masih merangkulku dan itu membuat Esther melirik tangan Harry yang sedang berada dipundakku
"Dan Miss.Payne , berdasarkan buku 'One Direction Full Facts' mengatakan bahwa Mr. Tomlinson membuat peraturan bahwa adik dari the boys tak boleh berpacaran dengan personil the boys" ucapnya dengan nada dewasa , aku mengangguk masih kesal "Dan kenapa kau terlihat akrab dengan Mr.Styles ? dan kukira bukan akrab biasa" aku semakin kesal , aku melepaskan tangan Harry dari pundakku , menenangkan diri dan mulai berbicara dengan suara lebih lembut
"Maaf , tapi saya dengan Harry tidak ada apa-apa , kami hanya berteman baik" ucapku sedikit cepat
"Ohh , benarkah ? baguslah kalau begitu" ucapnya dengan nada tegasnya "Kalau begitu , bisa beritahu aku dimana personil 1D yang lainnya ?"
"Mereka sepertinya sedang berada di kamarnya" ucap Harry dengan nada bosan , wanita itupun pergi menjauh dari aku dan Harry , ia berjalan seperti seorang model di red carpet , tapi tak bisa dipungkiri , dia asisten yang hebat tapi dia tak seperti Alyson yang ramah dan mudah akrab
"Harus kuakui dia sangat cantik .. Tapi .. dia seperti nenek sihir yang bawel !" ucap Harry dengan nada kesal-nya "Dan dia memanggil-ku dengan 'Mr' " ucapnya dengan nada heran dan geli
"Baiklah Mr.Styles sepertinya saya harus pergi ke kamarku , jangan lupa makan" ucapku sambil meniru gaya bicara Esther , Harry tertawa dengan senangnya , aku-pun segera pergi ke kamarku setelah berpamitan dengan Harry .. Aku senang sekali dengan Harry dia orang yang mudah akrab , aku sangat nyaman bersamanya ..
***
Siangnya aku pergi menulusuri Hotel yang sepi dan hening , saat aku mau menuju kamarku , aku melihat Zayn di ruang tamu hotel dekat dengan jendela hotel , ia sedang menatap lurus kedepan , tangannya berpegangan pada pagar jendela , tongkatnya ia letakkan tepat di sampingnya .. Aku mulai mendekatinya , dan berdiri disebelahnya .
"Hei" ucapku berusaha agar terdengar tak gugup
"Hei Sabina" ucapnya dengan lemas dan lembut
"Kau sudah bertemu asisten yang baru ?" tanyaku
"Ohh ..Yeah .." ia berjawab dengan santai namun ia tertawa kecil lalu kembali terdiam, ia seketika terlihat murung
"Ada apa Zayn ?" tanyaku khawatir
"Tidak apa-apa , maksudku kau lihat itu ?" ucapnya sambil menunjuk sebuah restoran yang jauh namun masih terlihat besar dari Hotel ini , aku mengangguk kecil "Itu adalah tempat pertama kali aku Dinner dengan Jade" aku seketika kaget dan seperti ada sesuatu yang panas merasuki sesuatu di dalamku
"Lalu bagaimana ?" tanyaku , sekali lagi berusaha terdengar biasa
"Saat itu aku sedang sangat sedih .. kami ke restoran itu saat malam dimana One Direction tereleminasi dari X-Factor . Aku amat sedih , kukira karirku sudah berakhir , namun Jade mengajakku Dinner , kami memilih restoran itu untuk dijadikan tempat kami dinner .. Jade menghiburku .. Aku masih ingat saat dia bilang 'Ini bukan akhir dari segalanya , tapi ini awal dari segalanya , you will find the light ...' .. Kata-kata sederhana itu membuatku tenang , dan disitulah aku merasa berbeda jika bersama Jade .. dan dia berkata kalau dia sangat mencintaiku dan aku harus ingat itu" ucapnya sambil tersenyum lesu dan menatap kembali kedepan , ia menundukkan kepalanya dan terlihat sangat sedih , aku memutuskan untuk bicara
"Zayn , ayolah .. aku mengerti , kau merasa bersalah karena saat kau sedang sedih Jade ada disampingmu , kan ? tapi saat Jade merasa sedih dan membutuhkanmu , kau tak ada disampingnya ? itu yang membuatmu bersedih , kan ?"
"Yeah .." ucapnya terlihat lebih murung lagi
"Oh Zayn maafkan aku , aku ...."
"Tak apa .." ucapnya memotong pembicaraanku , Zayn menatap kearahku begitupula seluruh badannya , tangan kanannya masih memegang pagar jendela , aku menatapnya , ada yang aneh dimata coklatnya yang indah itu .. aku merasa .. I'm in love .. Zayn tiba-tiba memegang kepalanya , dan sedikit bergoyang
"Oh Zayn maafkan aku , aku ...."
"Tak apa .." ucapnya memotong pembicaraanku , Zayn menatap kearahku begitupula seluruh badannya , tangan kanannya masih memegang pagar jendela , aku menatapnya , ada yang aneh dimata coklatnya yang indah itu .. aku merasa .. I'm in love .. Zayn tiba-tiba memegang kepalanya , dan sedikit bergoyang
"Zayn , kau tak apa , kau terlihat pucat ?" ucapku dengan nada sangat khawatir , aku memegang kedua pundaknya untuk sedikit menahannya
"Aku tak apa" ucap Zayn dengan nada yang seperti kesakitan , membuatku semakin khawatir , ia melepaskan tanganku darinya namun ia masih tetap bergoyang membuatku tak mau melepasnya .. Aku memanggil-manggil namanya .. Namun ia hanya memegang kepalanya .. tiba-tiba .. BRUK !!! ia terjatuh menabrakku , aku-pun ikut terjatuh , aku terjatuh dalam keadaan terduduk , mulai kubuka mataku .. Zayn .. kepalanya berada dipundakku , ia masih terpejam lesu , tangan dan kakinya tergeletak lemas , hanya kepalanya berada dipundakku dan badannya dipelukanku .. Aku merasa malu dan tak enak , namun aku tak bisa menahan rasa senang yang berada dalam hatiku ini . Lelaki yang ku cintai sedang terbaring pingsan dalam pelukanku .. aku melingkarkan tanganku di lehernya , aku memeluknya , bisa kurasakan rambutnya yang harum .. tanpa sadar air mataku mengalir .. Aku merasa takut namun aku mencintainya , aku yakin semua orang yang berada diposisiku akan melakukan hal yang sama , aku memeluknya lebih erat , semakin aku mempererat pelukanku , aku semakin menangis .. Tak berapa lama .. tiba-tiba seorang wanita datang .. Oh No .. Esther ! .. Ia melihatku sedang memeluk Zayn , aku melepaskan pelukanku dengan cepat , ada 3 lelaki bersamanya namun hanya satu yang kukenal Josh .. Wajah Esther terlihat panik namun sangat merah , ia terlihat sangat marah , dia mendekatiku seketika aku takut melihat Esther dia terlihat sangat marah
"Apa yang kamu lakukan ?!!" ucapnya sambil berteriak , aku semakin menangis , Ia mencoba mengangkat Zayn agar bangun "Apa dia pingsan ?!" tanyanya dengan nada keras , aku mengangguk sambil terisak "Hey kalian berdua bantu Zayn ! bawa dia ke kamarnya !" ucapnya dengan nada tegas dan kesal , dua orang itu membantu Zayn membawanya ke kamar Zayn . Josh membantuku berdiri , tanpa kusadari ada luka biru memar di lututku sepertinya karena jatuh tadi . Aku berdiri .. Esther mulai menatapku lagi dengan wajahnya yang merah dan kesal
"Miss.Payne ! apa kau tak berfikir ?! apa yang kau lakukan ?! kau harusnya meminta bantuan ketika Zayn pingsan ! bukannya mencari kesempatan untuk memeluknya !!" ucapnya sambil berteriak marah , wajahnya lebih merah malah hampir ungu , aku menangis lebih keras , ingin aku menjelaskan semuanya tapi aku tak sanggup , aku malah menangis karena tak tahu harus berkata apa
"Kau wanita genit !!" ucap Esther dengan marah , seketika aku kaget , aku menatap wajahnya yang merah , kata 'genit' itu membuatku merasa sakit sekali , aku ingin marah tapi aku tak sanggup bicara satu patah katapun "Kau ....!"
"Esther cukup !!" ucap Josh marah , Esther berhenti dan menatap Josh kesal "Ini bukan salahnya ! Dia mencoba membantu .. lagipula jika telat sebentar Zayn tak akan mati , kan ? jangan berlebihan !' ucap Josh dengan nadanya yang keras
"Aku seorang asisten , aku menjaga mereka , termasuk kesehatan mereka !" ucap Esther dengan sedikit berteriak , wajahnya berubah menjadi ungu
"Kau lebih parah dari Manager 1D !!" ucap Josh dengan marah , Esther terlihat sangat marah , ia tak bisa mengontrol napasnya , ia-pun memutuskan untuk pergi , ia sangat marah , jalannya pun cepat tak seperti biasanya , selalu berjalan seperti seorang model di red carpet .. Tapi aku lega Esther sudah pergi
"Sabina , kau tak apa ?" ucap Josh untuk pertama kalinya terdengar lembut , aku hanya terisak karena masih merasa sakit .. Josh memelukku dengan lembut , pelukannya seperti kak Liam memelukku .. "It's not your fault" ucapnya lagi , aku semakin menangis lebih keras dalam pelukannya , Josh melepaskan pelukannya , namun aku masih terisak .. Tiba-tiba Harry datang , ia berlari terlihat santai namun saat melihatku wajahnya terlihat khawatir , ia menghampiriku .
"Hey baby ? kenapa ? kenapa kau menangis ?" tanyanya dengan lembut , ia memelukku sedikit namun aku mendorongnya , aku tak mau disebut genit lagi ! "Apa nenek sihir itu memarahimu ?" tanyanya , Josh terlihat mengangguk .
"Apa yang membawamu kesini Harry ?"
"Apa yang membawamu kesini Harry ?"
"Nenek sihir itu menyuruhku untuk membawa tongkat Zayn , dia terlihat sangat marah namun terlihat sangat khawatir juga" ucapnya dengan nada kesal , Harry mengambil tongkat Zayn "Tapi sudahlah , ayo Sabina , ikut aku , kita tengok Zayn" ajaknya dengan lembut , aku mengusap air mataku sambil tersenyum kecil , Harry memberikan tongkat Zayn pada Josh , Harry merangkulku , membawaku ke kamar Zayn .. Harry mengetuk pintu , lalu seorang lelaki membuka pintu , Louis ..
"Untung kau Harry , jika kau Esther ,.. aku tak akan mau membukanya" ucapnya dengan suara lembut sambil bercanda , pandangannya beralih ke belakangku "Hei Josh ! are you coming ?" tanya Louis dengan nadanya yang akrab
"Kurasa tidak , ini tongkat Zayn , aku mau pergi ke tempat latihanku" ucapnya tersenyum sambil mengulurkan tongkat Zayn , ia tersenyum padaku lalu pergi .. Josh orang yang baik , sangat baik .. Harry melepaskan pegangannya dipundakku lalu masuk ke kamar .
"Sabina , ayo masuk" ucap Louis dengan suaranya yang amat sangat lembut , Louis membuka pintu lebih lebar , merangkul pundakku dan membawaku masuk dan segera menutup pintu . Aku melihat the boys ada disitu , aku lega Esther tak ada . Aku masih berdiri , ingin rasanya menangis lagi . Louis mengajakku duduk di sebelahnya dekat dengan kepala Zayn . Semua mengelilingi Zayn layaknya di rumah sakit . Akupun segera duduk di kursi sebelah Louis depan Niall .
"Bagaimana keadaannya ?" tanyaku pada Niall
"He's fine , dia hanya kecapaian , dokter bilang ia tak boleh stress karena kondisi tubuhnya sedang lemah akhir-akhir ini , tapi kurasa tak ada yang parah dari pingsan tadi , tenang saja" ucap Niall dengan nada ramah , aku-pun bernapas lega . Zayn tiba-tiba terbangun ..
"He's fine , dia hanya kecapaian , dokter bilang ia tak boleh stress karena kondisi tubuhnya sedang lemah akhir-akhir ini , tapi kurasa tak ada yang parah dari pingsan tadi , tenang saja" ucap Niall dengan nada ramah , aku-pun bernapas lega . Zayn tiba-tiba terbangun ..
"Oh hey guys" ucapnya dengan sangat lesu "Kenapa kalian berkumpul disini ?"
"Kami menjagamu , kau pingsan" jelas kak Liam
"Benarkah ? lagi ? memalukan !" ucapnya masih lesu
"Kau membuat nenek sihir Esther itu sangat khawatir !" ucap Harry
"Benarkah ?" tanya Zayn , Harry mengangguk singkat . "Hey Sabina , kau disini .. terakhir kuingat aku bersamamu" ucap Zayn dengan nada bicaranya yang amat lembut
"Yeah , tadinya aku bersamamu" ucapku berusaha terdengar tak malu
"Sebenarnya ........ Esther adalah mantanku" ucapan Zayn membuat semua orang diruangan kaget , termasuk aku .
"Oh Zayn ! nenek sihir itu mantanmu ?" tanya Harry dengan nadanya yang kaget
"Wow seleramu benar-benar buruk !" ucap Niall dengan wajahnya yang polos
"Tapi kau bagus dalam selera fisik Zayn , tapi bukankan dia lebih tua darimu ?" tanya Louis dengan nada khasnya yang lembut
"Yeah .. aku tau itu guys ! tapi tenanglah Esther tidak menggigit !" ucap Zayn sambil bercanda , the boys masih tak menyangka dan tak percaya , begitupula aku , namun akhirnya aku mengerti
"Kurasa itulah sebabnya ia begitu marah .." ucapku dengan nada sedih
"Aku mengerti juga ! kurasa Esther masih mencintaimu Zayn ! ia cemburu !" ucap Niall dengan nada keras
"Ayolah guys ! maksudku kami sudah lama putus , dia mungkin sudah punya pacar baru" ucap Zayn dengan nadanya yang masih terdengar lesu
"Kapan kau berpacaran dengannya ?" tanya Harry
"Saat aku kelas 1 SMA dan dia kelas 3 SMA , saat kelulusan kami memutuskan hubungan"
Semua orang diruangan masih kaget dan terpercaya , disaat suasana itu , tiba-tiba seseorang membuka pintu .. Josh
"Hey guys , kalian dipanggil sama Esther tuh !" ucap Josh , seketika the boys terdengar mengeluh panjang , Josh melanjutkan "Tapi Zayn , dia minta kau tetap beristirahat" , satu persatu the boys mulai mengikuti Josh . Hanya aku disini .. di kamar ini .. berdua dengan Zayn .. lagi .. aku memutuskan untuk beranjak pergi .. tapi tiba-tiba Zayn memegang pergelangan tanganku membuatku kaget dan menatapnya ..
"Tetaplah disini , ada bagian yang tak kuceritakan" ucap Zayn masih lesu , aku mengangguk dan kembali duduk
"Bagian mana yang tak kau ceritakan ?" tanyaku , Zayn masih menggenggam tanganku tidak dipergelangan tapi di telapak tangan .
"Bagian terakhir saat dia memutuskanku .. Dia sangat sedih sekali , dia menangis .. aku tak mengerti , kukira dia hanya mencintaiku biasa tapi ternyata Esther sangat mencintaiku .. Dia bilang 'Mungkin aku akan ke USA , jauh darimu Zayn , kita memang harus putus . tapi jika ada kesempatan aku bertemu denganmu .. aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan itu' , dan dia memelukku sangat erat..."
"Zayn dia masih sangat mencintaimu kurasa .." ucapku dengan nada pelan
"Mungkin .. kukira dia hanya omong doang , tapi ternyata .." Zayn tidak melanjutkan ucapannya , dia hanya menarik napas lesu .. Aku berpaling ke sebelah kananku ,saat Zayn menatapku . Aku baru sadar ternyata di meja itu ada sebuah foto .. foto Zayn dengan seorang wanita .. wanita yang sangat cantik .. rambutnya hitam seperti Zayn , panjang diikat , berponi pinggir , dan sedang tersenyum senang .. Zayn dan wanita cantik itu terlihat sangat bahagia .. tapi tetap perasaan sakit itu .. datang lagi .. aku merasa panas disekujur tubuhku .. Jealous
"Itu Jade .. " ucap Zayn yang memergokiku sedang menatap foto itu
"Oh benarkah ? dia benar-benar cantik .. sangat cantik .. tapi kenapa kau tak bilang pada publik , kalau kau punya pacar ?" tanyaku
"Dia sendiri yang minta padaku .. katanya dia tak mau di terror oleh fans .. suatu saat nanti aku tetap akan mengumumkannya pada publik , pada semua directioners" jelasnya sambil tersenyum , aku benar-benar kagum pada Zayn .. begitu besarkah cinta Zayn pada Jade ? .. tangannya masih menggenggam erat tanganku .. aku ingin pergi tapi aku tak bisa menahan keinginan hatiku yang memintaku untuk tetap diam .. dan menikmati suasana bersama Zayn .. Zayn menatap langit ruangan yang kosong , aku ingin tahu apa yang ia pikirkan .. mungkinkah Jade yang selalu ia pikirkan ? ..
Disaat lamunan itu tiba-tiba ada seseorang membuka pintu .. Oh Noooo itu Esther .. Wajahnya tiba-tiba terlihat merah kembali . Aku sontak melepaskan genggaman Zayn , dan menatapnya dengan pandangan yang aku sendiri tak mengerti .. Tapi yang jelas ia terlihat marah ..
"Oh hey Esther" ucap Zayn sambil tersenyum ramah , tapi Esther tidak memperdulikannya
"Apa yang kau lakukan ?!" tanyanya keras , ingin aku menamparnya tapi aku tetap tak menjawab , aku takut bila aku menjawab aku akan berteriak padanya , Esther melanjutkan "Ini waktunya Zayn beristirahat dan makan siang , sebaiknya kau pergi ke kamarmu .. aku mau memberi makan Zayn" ucapnya dengan nadanya yang sangat sinis
Aku memutuskan untuk beranjak pergi keluar kamar tanpa menatap Esther , saat aku mulai menjauh dari pintu ,aku melihat Esther memasuki kamar Zayn dan menutup pintu .. aku masih terdiam di tempatku , aku ingin tahu apa yang Esther lakukan , aku memutuskan untuk menguping apa yang mereka bicarakan , aku kembali ke depan pintu kamar Zayn dan meletakkan telingaku tepat di pintunya , samar-samar terdengar ...
"Hey Zayn kurasa ini waktunya kau untuk makan .. bagaimana keadaanmu ?" tanyanya , namun bedanya suaranya terdengar lembut dan tidak keras ataupun tegas tidak seperti biasanya
"Aku baik-baik saja .. Esther seharusnya kau tidak memarahinya" ucap Zayn dengan amat lembut
"Miss.Payne .. dia sangat dekat denganmu" ucapnya terdengar sedih
"Esther .. dia hanya adik dari Liam .. tak ada yang spesial diantara kami" ucapnya dengan lembut , namun kata-kata itu menyakitiku .. aku selalu merasa spesial bersamanya .. namun aku putuskan untuk menyimak lagi
"Tapi kau tak berpacaran dengannya , kan ?" tanyanya terdengar sepertinya dia ingin menangis
"Tidak .." ucapnya singkat
"Bagus , ini kubawakan makanan , apa kau mau ku suapi ?"
"Baiklah .." ucapnya , terdengar dentang piring beradu dengan sendok itu .. Sepertinya Zayn mulai makan , aku mendengar Zayn kembali bicara
"Aku senang kau sudah berhasil" ucapnya dengan nada senang dan lembut
"Terima kasih , aku juga senang , cita-citamu tercapai" ucapnya dengan amat lembut
"Yeah .. terima kasih atas dukunganmu sejak SMA"
Tak ada jawaban dari Esther , aku tak mengerti .. tiba-tiba suara dibelakangku membuatku terkaget
"Seharusnya kau tidak menguping !" aku langsung berbalik kaget mendengar itu .. Niall
"Niall , sssttt !" ucapku sambil menjauh dari pintu "Sedang apa kau ?" tanyaku pelan
Semua orang diruangan masih kaget dan terpercaya , disaat suasana itu , tiba-tiba seseorang membuka pintu .. Josh
"Hey guys , kalian dipanggil sama Esther tuh !" ucap Josh , seketika the boys terdengar mengeluh panjang , Josh melanjutkan "Tapi Zayn , dia minta kau tetap beristirahat" , satu persatu the boys mulai mengikuti Josh . Hanya aku disini .. di kamar ini .. berdua dengan Zayn .. lagi .. aku memutuskan untuk beranjak pergi .. tapi tiba-tiba Zayn memegang pergelangan tanganku membuatku kaget dan menatapnya ..
"Tetaplah disini , ada bagian yang tak kuceritakan" ucap Zayn masih lesu , aku mengangguk dan kembali duduk
"Bagian mana yang tak kau ceritakan ?" tanyaku , Zayn masih menggenggam tanganku tidak dipergelangan tapi di telapak tangan .
"Bagian terakhir saat dia memutuskanku .. Dia sangat sedih sekali , dia menangis .. aku tak mengerti , kukira dia hanya mencintaiku biasa tapi ternyata Esther sangat mencintaiku .. Dia bilang 'Mungkin aku akan ke USA , jauh darimu Zayn , kita memang harus putus . tapi jika ada kesempatan aku bertemu denganmu .. aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan itu' , dan dia memelukku sangat erat..."
"Zayn dia masih sangat mencintaimu kurasa .." ucapku dengan nada pelan
"Mungkin .. kukira dia hanya omong doang , tapi ternyata .." Zayn tidak melanjutkan ucapannya , dia hanya menarik napas lesu .. Aku berpaling ke sebelah kananku ,saat Zayn menatapku . Aku baru sadar ternyata di meja itu ada sebuah foto .. foto Zayn dengan seorang wanita .. wanita yang sangat cantik .. rambutnya hitam seperti Zayn , panjang diikat , berponi pinggir , dan sedang tersenyum senang .. Zayn dan wanita cantik itu terlihat sangat bahagia .. tapi tetap perasaan sakit itu .. datang lagi .. aku merasa panas disekujur tubuhku .. Jealous
"Itu Jade .. " ucap Zayn yang memergokiku sedang menatap foto itu
"Oh benarkah ? dia benar-benar cantik .. sangat cantik .. tapi kenapa kau tak bilang pada publik , kalau kau punya pacar ?" tanyaku
"Dia sendiri yang minta padaku .. katanya dia tak mau di terror oleh fans .. suatu saat nanti aku tetap akan mengumumkannya pada publik , pada semua directioners" jelasnya sambil tersenyum , aku benar-benar kagum pada Zayn .. begitu besarkah cinta Zayn pada Jade ? .. tangannya masih menggenggam erat tanganku .. aku ingin pergi tapi aku tak bisa menahan keinginan hatiku yang memintaku untuk tetap diam .. dan menikmati suasana bersama Zayn .. Zayn menatap langit ruangan yang kosong , aku ingin tahu apa yang ia pikirkan .. mungkinkah Jade yang selalu ia pikirkan ? ..
Disaat lamunan itu tiba-tiba ada seseorang membuka pintu .. Oh Noooo itu Esther .. Wajahnya tiba-tiba terlihat merah kembali . Aku sontak melepaskan genggaman Zayn , dan menatapnya dengan pandangan yang aku sendiri tak mengerti .. Tapi yang jelas ia terlihat marah ..
"Oh hey Esther" ucap Zayn sambil tersenyum ramah , tapi Esther tidak memperdulikannya
"Apa yang kau lakukan ?!" tanyanya keras , ingin aku menamparnya tapi aku tetap tak menjawab , aku takut bila aku menjawab aku akan berteriak padanya , Esther melanjutkan "Ini waktunya Zayn beristirahat dan makan siang , sebaiknya kau pergi ke kamarmu .. aku mau memberi makan Zayn" ucapnya dengan nadanya yang sangat sinis
Aku memutuskan untuk beranjak pergi keluar kamar tanpa menatap Esther , saat aku mulai menjauh dari pintu ,aku melihat Esther memasuki kamar Zayn dan menutup pintu .. aku masih terdiam di tempatku , aku ingin tahu apa yang Esther lakukan , aku memutuskan untuk menguping apa yang mereka bicarakan , aku kembali ke depan pintu kamar Zayn dan meletakkan telingaku tepat di pintunya , samar-samar terdengar ...
"Hey Zayn kurasa ini waktunya kau untuk makan .. bagaimana keadaanmu ?" tanyanya , namun bedanya suaranya terdengar lembut dan tidak keras ataupun tegas tidak seperti biasanya
"Aku baik-baik saja .. Esther seharusnya kau tidak memarahinya" ucap Zayn dengan amat lembut
"Miss.Payne .. dia sangat dekat denganmu" ucapnya terdengar sedih
"Esther .. dia hanya adik dari Liam .. tak ada yang spesial diantara kami" ucapnya dengan lembut , namun kata-kata itu menyakitiku .. aku selalu merasa spesial bersamanya .. namun aku putuskan untuk menyimak lagi
"Tapi kau tak berpacaran dengannya , kan ?" tanyanya terdengar sepertinya dia ingin menangis
"Tidak .." ucapnya singkat
"Bagus , ini kubawakan makanan , apa kau mau ku suapi ?"
"Baiklah .." ucapnya , terdengar dentang piring beradu dengan sendok itu .. Sepertinya Zayn mulai makan , aku mendengar Zayn kembali bicara
"Aku senang kau sudah berhasil" ucapnya dengan nada senang dan lembut
"Terima kasih , aku juga senang , cita-citamu tercapai" ucapnya dengan amat lembut
"Yeah .. terima kasih atas dukunganmu sejak SMA"
Tak ada jawaban dari Esther , aku tak mengerti .. tiba-tiba suara dibelakangku membuatku terkaget
"Seharusnya kau tidak menguping !" aku langsung berbalik kaget mendengar itu .. Niall
"Niall , sssttt !" ucapku sambil menjauh dari pintu "Sedang apa kau ?" tanyaku pelan
"Seharusnya aku yang menanyakan itu" ucap Niall
"Aku .. aku .. hanya ingin mendengar Esther .. kau tahu dia terdengar berbeda saat berbicara dengan Zayn !" ucapku gugup
"Berarti benar dugaan kita ! Esther masih mencintai Zayn" ucap Niall dengan suara irish-nya
"Yeah begitulah .. nah sekarang gantian , apa yang kau lakukan ?" tanyaku memalingkan pembicaraan
"Well , aku hanya mau memberimu surat undangan ini" ucapnya sambil mengulurkan sebuah surat undangan .. sepertinya undangan Ulang tahun "Bonnie ulang tahun hari ini .. Dia mengundangmu juga .. jadi datanglah nanti malam di Ball room !" Jelas Niall dengan semangat , aku-pun mengangguk kecil sambil tersenyum
"Apakah the boys diundang ?" tanyaku
"Ya tentu saja ! sebenarnya semua tamu hotel diundang , karena tamu hotel disini kan , tidak terlalu banyak hehe" ucapnya terlihat amat senang
"Kau terlihat semangat sekali Niall" ucapku sambil tertawa kecil
"Tentu saja aku senang ! karena ada dansa disitu , aku akan mengajak Bonnie berdansa denganku !"
"Ohh baguslah kalau begitu .. Semoga berhasil dengan Bonnie-mu" ucapku sekaligus berpamitan pergi
"Aku .. aku .. hanya ingin mendengar Esther .. kau tahu dia terdengar berbeda saat berbicara dengan Zayn !" ucapku gugup
"Berarti benar dugaan kita ! Esther masih mencintai Zayn" ucap Niall dengan suara irish-nya
"Yeah begitulah .. nah sekarang gantian , apa yang kau lakukan ?" tanyaku memalingkan pembicaraan
"Well , aku hanya mau memberimu surat undangan ini" ucapnya sambil mengulurkan sebuah surat undangan .. sepertinya undangan Ulang tahun "Bonnie ulang tahun hari ini .. Dia mengundangmu juga .. jadi datanglah nanti malam di Ball room !" Jelas Niall dengan semangat , aku-pun mengangguk kecil sambil tersenyum
"Apakah the boys diundang ?" tanyaku
"Ya tentu saja ! sebenarnya semua tamu hotel diundang , karena tamu hotel disini kan , tidak terlalu banyak hehe" ucapnya terlihat amat senang
"Kau terlihat semangat sekali Niall" ucapku sambil tertawa kecil
"Tentu saja aku senang ! karena ada dansa disitu , aku akan mengajak Bonnie berdansa denganku !"
"Ohh baguslah kalau begitu .. Semoga berhasil dengan Bonnie-mu" ucapku sekaligus berpamitan pergi
***
Kata-kata itu masih terniang di telingaku .. semua yang dikatakan Zayn pada Esther tentang aku .. aku tahu .. aku dan Zayn tak ada yang special tapi menurutku itu semua spesial . Aku merasa amat spesial jika bersama Zayn .. Tapi apakah Zayn merasa spesial bersamaku ?
...................................................To Be Continued..............................................